Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2014, 10:00 WIB

KOMPAS.com -
Dewasa ini umumnya orang hidup lebih lama dari sebelumnya. Bahkan, di tahun 2025 jumlah orang lanjut usia akan bertambah 400 persen. Masalah kesehatan yang akan dihadapi orang usia lanjut tentu lebih kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus.

Seseorang disebut berusia lanjut jika ia sudah berusia di atas 60 tahun. Pada sebagian besar orang, usia lanjut berarti kualitas hidup akan menurun, bukan hanya karena perubahan fisik tapi juga tubuh yang mulai digerogoti penyakit.

"Sebenarnya menua tidak berarti harus sakit. Banyak juga orang yang sudah tua tapi tetap bugar dan ini tidak ditentukan oleh usia kronologis seseorang," kata dr.Aulia Rizka, Sp.PD dari Senior Clinic RSU Bunda Jakarta.

Ia menjelaskan, masalah yang dihadapai lansia bukan hanya perubahan fisik tapi juga mental dan sosial. "Banyak salah persepsi saat merawat orang lanjut usia. Misalnya saja orang tua makannya memang lebih sedikit, wajar jika sering lupa, sering sakit-sakitan, atau susah jalan," katanya dalam acara media edukasi di Jakarta (15/10/14).

Ketidakpahaman tersebut bisa membuat lansia justru mengalami penurunan kondisi. "Misalnya saja karena nafsu makan turun dibiarkan akhirnya jadi malnutrisi dan gampang sakit," katanya.

Pada lansia keluhan penyakit juga akan berbeda dengan orang yang lebih muda. Saat mengalami infeksi paru misalnya, jika pada orang muda akan menyebabkan gejala batuk, sesak atau demam, maka pada lansia gejalanya hanya rasa terus mengantuk, tidak mau makan, serta tidak disertai demam.

Merawat lansia memang perlu pendekatan khusus, terutama pada lansia yang renta atau rapuh dan memiliki beberapa gangguan penyakit. Aulia menjelaskan, jika memerlukan perawatan di rumah sakit seharusnya dilakukan perawatan terpadu sehingga pemakaian obat lebih terkontrol.

"Banyak lansia yang harus beberapa macam obat dari beberapa dokter. Padahal bisa saja dokter tersebut memberi obat yang sama dan bisa saling berinteraksi. Karena itu butuh layanan terpadu sehingga ada dokter utama yang akan memberi koordinasi agar obat tidak saling tumpang tindih," katanya.

Nutrisi

Sementara itu perubahan beberapa panca indera pada lansia juga dapat memengaruhi nafsu makan dan kemampuan pencernaan lansia. "Mereka biasanya sulit mengunyah, menelan, ada diare atau mual," kata dr.Marya WH, spesialis gizi klinik dari RSU Bunda Jakarta.

Oleh karena itu kebutuhan nutrisi juga harus disesuaikan. "Pilih makanan segar untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ketimbang suplemen. Selain itu perhatikan pula asupan cairannya karena mereka sering malas minum sehingga dehidrasi," katanya.

Marya menyarankan agar lansia yang mengalami penurunan berat badan atau nafsu makan berkepanjangan sebaiknya dibawa konsultasi ke dokter. "Barangkali ada penyakit atau kondisi lain yang menyebabkannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com