Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2016, 16:37 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Bila Anda memutuskan untuk bersepeda di jalanan kota yang penuh kendaraan, lakukan pada kecepatan yang medium atau lebih santai.

Pengendara sepeda berkecepatan tinggi, bahkan pejalan kaki yang melangkah cepat karena diburu waktu, akan bernapas lebih dalam ke paru-paru mereka.

Sehingga, bila ini terjadi di tengah padatnya kendaraan, maka orang tersebut akan menghirup asap beracun lebih jauh ke dalam paru-paru dan meningkatkan risiko kanker paru-paru, stroke, serta penyakit jahat lainnya.

Napas yang terengah-engah karena bergerak cepat, juga membuat seseorang bernapas lebih sering. Jadi, bergeraklah dengan santai.

Polusi udara tercatat telah membunuh 16.355 orang di Inggris setiap tahunnya, sementara studi yang berkaitan menyatakan, tinggal di dekat jalan raya yang sibuk, bisa menyebabkan tekanan darah melonjak hingga menyebabkan serangan jantung.

Dalam upaya mengembalikan tren bersepeda ke jalur yang sehat, ilmuwan dari University of British Colombia telah mencari kecepatan optimal untuk berjalan dan bersepeda di jalan yang penuh kendaraan.

Hal ini untuk meminimalkan hirupan polusi udara, sehingga manfaat sehat bersepeda dan berjalan akan terasa.

Mereka memperhitungkan, pengendara sepeda sebaiknya berada pada kecepatan 12 km/jam) hingga 20 km/jam di jalan-jalan kota, sementara pejalan kaki harus berjalan di antara kecepatan 2 km/jam hingga 6km/jam.

Untuk orang dengan usia 50 tahun ke atas, disarankan untuk mengambil langkah yang lebih lambat.

Asisten Profesor Dr Alex bigazzi mengatakan, "Semakin cepat Anda bergerak, semakin keras Anda bernapas, sehingga polusi akan mencemarkan paru-paru.”

Namun, studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Sustainable Transportation ini juga menekankan, saat Anda bersepeda atau berjalan lebih lambat, maka Anda akan terpapar polusi udara lebih lama.

Untuk itu, ada baiknya kenakan masker untuk mengurangi hirupan polusi ke dalam paru-paru.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com