Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering jadi Jamu, Ini Bahaya Fatal Minum Ramuan Darah Ular Kobra

Kompas.com - 21/12/2019, 14:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Warga belakangan dihebohkan dengan temuan anakan ular kobra di banyak daerah di Indonesia.

Beberapa daerah itu di antaranya, Ciracas, Jakarta Timur; Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah, dan Jember, Jawa Timur.

Melansir dari Kompas.com (09/12/2019), Peneliti Herpetologi Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Amir Hamidy, menyebut memasuki musim penghujan seperti sekarang adalah waktu yang ideal bagi menetasnya telur-telur kobra.

Ular kobra juga bisa dengan mudah ditemukan di Pulau Jawa karena memang menjadi habitat aslinya.

Oleh sebab itu, beberapa warga di di Pulau Jawa tak merasa asing dengan adanya ular kobra.

Darah ular kobra sering jadi campuran jamu

Bahkan di sejumlah wilayah, ular kobra ini dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Bukan hanya daging, darahnya pun dijual.

Baca juga: Teror Ular Kobra di Cianjur, 17 Ekor Ditangkap

Darah dari ular kobra ini biasanya dijadikan sebagai campuran atau ramuan jamu tradisional.

Sebut saja di kawasan Prambahan dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneliti analisis cemaran Staphylococcus aureus pada gelas, darah segar, dan jamu dengan ramuan darah ular kobra Jawa (Naja sputatrix) di sana.

Staphylococcus aureus merupakan baktaeri yang dapat menyebabkan keracunan pangan dan umumnya terisolasi dari produk makanan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Roza Azizah Primatika, Widagdo Sri Nugroho dari Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta dan Rais Dwi Abadi dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, ditemukan bahwa jamu yang mengandung darah ular kobra berpotensi mengandung Staphylococcus aureus yang membahayakan konsumen.

Hasil penelitian mereka telah diterbitkan dalam jurnal Sain Veteriner pada Desember 2015.

Bahaya minum jamu campuran darah ular kobra

Roza Azizah dan kolega menggunakan 10 sampel darah segar ular kobra dan 10 sampel ramuan jamu tradisional dengan darah ular kobra yang didapat dari dua penjual ramuan jamu di Desa Sudimoro Bantul, Yogyakarta dan di Pasar Prambanan, Yogyakarta.

Darah segar ular diambil secara aseptis dari jantung menggunakan spuit. Sedangkan pengambilan sampel ramuan dilakukan setelah darah segar dicampur dengan bahan–bahan ramuan jamu lainnya.

Ramuan jamu di Imogiri Bantul Yogyakarta dilakukan dengan menambahkan bahan tambahan minuman berenergi (ada merek tertentu) ke dalam darah ular segar.

Sementara di Pasar Prambanan Sleman dilakukan dengan menambahkan madu dan minuman berenergi (ada merek tertentu).

Baca juga: Menjawab Fenomena Ular Kobra dan Cara Menghadapinya

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau