KOMPAS.com - Pneumotoraks adalah kondisi saat paru-paru tak bisa mengembang atau kolaps.
Melansir Mayo Clinic, pneumotoraks terjadi saat udara bocor ke ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Udara ini mendorong bagian luar paru-paru dan membuat organ vital tersebut kolaps. Pneumotoraks bisa total maupun hanya sebagian paru-paru.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia
Pneumotoraks bisa ditandai dengan gejala utama nyeri dada dan sesak napas.
Tanda-tanda pneumotoraks juga bisa dirasakan ringan sampai mengancam jiwa. Antara lain:
Melansir Medical News Today, beberapa kasus pneumotoraks tidak terdeteksi karena gejalanya mirip masalah kesehatan lain.
Namun, pneumotoraks bisa dideteksi lewat pemeriksaan fisik. Dokter bisa mengenali penyakit ini lewat pemeriksaan napas dengan steteskop.
Diagnosis penyakit ini juga bisa diperoleh dengan tepat lewat skrining sinar-X atau CT scan.
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Paru-paru saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona?
Penyebab pneumotoraks bisa disebabkan banyak faktor. Dilihat dari faktor penyebabnya, pneumotoraks terbagi menjadi tiga jenis, yakni:
1. Pneumotoraks spontan primer
Pneumotoraks spontan primer bisa terjadi pada orang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru.
Beberapa orang yang lebih berisiko mengalami pneumotoraks spontan primer antara lain:
Jika mendapat perawatan medis dengan tepat, pneumotoraks spontan primer biasanya tidak berakibat fatal.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?
2. Pneumotoraks spontan sekunder
Pneumotoraks spontan sekunder bisa disebabkan berbagai penyakit dan gangguan paru-paru. Antara lain:
Baca juga: Mengapa Ventilator Penting untuk Selamatkan Pasien Virus Corona?