KOMPAS.com - Hipospadia merupakan salah satu jenis kelainan penis bawaan pada bayi laki-laki.
Kelainan bawaan ini membuat tampilan serta fungsi penis tidak normal seperti alat kelamin pria lainnya.
Hipospadia membuat pengidapnya kesulitan kencing dengan posisi berdiri dan harus buang air kecil dengan posisi jongkok atau duduk.
Jika tidak ditangani, hipospadia juga dapat menyulitkan hubungan seks karena menyebabkan gangguan ereksi dan ejakulasi.
Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu hipospadia, penyebab, sampai cara mengatasinya.
Baca juga: 7 Gejala Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir dan Penyebabnya
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, hipospadia adalah kelainan bawaan di mana lubang pembukaan uretra tidak berada di ujung penis.
Uretra adalah saluran kemih untuk mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
Pada pengidap hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu kedelapan sampai ke-14 kehamilan.
Berdasarkan letak lubang bukaan uretra, terdapat tiga jenis hipospadia, di antaranya:
Selain berbeda lokasi bukaan uretra, kelainan penis ini ada yang sifatnya ringan sampai parah.
Terkadang, kelainan bawaan ini membuat penis sedikit melengkung ke bawah. Ada juga yang tampilan penisnya jadi tertutup kulup.
Baca juga: Hernia Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Melansir Mayo Clinic, penyebab hipospadia terkait dengan gangguan tumbuh kembang saat bayi masih berada dalam kandungan.
Pada janin laki-laki yang normal, sejumlah hormon akan merangsang pembentukan uretra dan kulup.
Pada pengidap hipospadia, kinerja hormon tersebut rusak, sehingga uretra berkembang secara tidak normal.
Hipospadia terkadang disebabkan kelainan genetik, tapi ada juga faktor lingkungan yang menyebabkan kelainan bawaan ini, antara lain: