KOMPAS.com – Penyakit pneumonia rasanya semakin sering terdengar belakangan ini selama pandemi Covid-19.
Hal ini terjadi karena pneumonia termasuk salah salah satu komplikasi serius dari infeksi virus corona.
Merangkum Medical News Today, pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru.
Baca juga: 6 Bahaya Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Infeksi menyebabkan peradangan, penumpukan cairan di paru-paru, dan bahkan penumpukan nanah pada kantong udara di paru-paru (alveolus). Itu mengapa pneumonia sering disebut juga sebagai penyakit paru-paru basah.
Pneumonia termasuk penyakit yang tak boleh dianggap remeh karena bisa menyebabkan kematian.
Penderita pneumonia bisa kesulitan bernapas karena alveolus dalam paru-parunya terisi oleh cairan atau nanah.
Selain itu, penyakit ini membuat tubuh penderita terus mengeluarkan reaksi peradangan untuk melawan infeksi. Respons ini dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah dan kian mengurangi aliran darah menuju organ-organ vital.
Tapi, ingatlah bahwa komplikasi pneumonia bisa dicegah!
Mengetahui Anda menderita pneumonia adalah langkah pertama yang harus Anda lakukan.
Setelah itu, cari tahu jenis pneumonia apa yang Anda miliki untuk menemukan perawatan yang tepat, apakah disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Baca juga: 6 Efek Pneumonia pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
Ada berbagai cara mendiagnosis pneumonia yang bisa dilakukan oleh dokter.
Ini mungkin termasuk:
1. Pemeriksaan fisik
Merangkum Very Well Health, demam, batuk, dan sesak napas bisa menjadi tanda bahwa Anda menderita pneumonia.
Dokter Anda dapat memulai evaluasi dengan memeriksa tanda-tanda vital Anda.
Dokter akan mengukur suhu, tekanan darah, detak jantung, dan laju pernapasan Anda.
Dokter juga bisa memeriksa kadar oksigen Anda menggunakan oksimetri nadi. Ini dilakukan dengan menempatkan perangkat kecil di jari Anda untuk memperkirakan persentase oksigen dalam darah Anda.
Tingkat oksigen yang rendah adalah kondisi yang mengkhawatirkan dan mungkin berarti Anda perlu diberi oksigen.
Baca juga: 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Menggunakan stetoskop, dokter akan mendengarkan kondisi paru-paru Anda. Dokter mencari suara berderak atau mengi.
Penurunan suara di satu area bisa berarti pneumonia telah terbentuk di sana.
Jangan kaget jika Anda diminta mengucapkan huruf "E" dengan lantang.
Jika Anda memiliki cairan di paru-paru Anda, itu akan terdengar seperti "A" saat mendengarkan melalui stetoskop.
2. Laboratorium dan tes
Sementara pemeriksaan fisik dapat meningkatkan kecurigaan pneumonia, diagnosis dapat diperkuat dengan menggunakan berbagai tes.
Dokter Anda bisa jadi akan menggunakan tes berikut.
Hitung darah lengkap adalah tes sederhana dan murah. Hitung darah putih adalah salah satu jumlah darah yang diukur.
Jika meningkat, kondisi itu bisa menandakan ada infeksi atau peradangan. Ini tidak secara khusus memberi tahu Anda jika Anda menderita pneumonia.
Baca juga: 9 Gejala Pneumonia Aspirasi yang Perlu Diwaspadai