KOMPAS.com - Nyeri pinggang umum dirasakan oleh banyak wanita yang sedang mengalami menstruasi.
Satu penelitian terhadap wanita berusia 18–25 tahun menemukan bahwa sekitar 84 persen wanita melaporkan nyeri saat menstruasi, yang disebut dismenore.
Sementara itu, sekitar 16 persen dari mereka melaporkan mengalami nyeri di bagian pinggang.
Nyeri di pinggang selama suatu periode bisa membuat stres, tetapi biasanya bukan merupakan tanda masalah medis yang serius.
Baca juga: Penyebab Vagina Gatal saat Menstruasi
Meski demikian, dilansir dari Medical News Today, beberapa masalah kesehatan, seperti endometriosis atau fibroid rahim, dapat menyebabkan nyeri pinggang yang intens selama menstruasi.
Dismenore primer
Dismenore primer merupakan suatu kondisi ketika menstruasi menyebabkan rasa sakit, tetapi tidak disebabkan oleh kondisi medis.
Kebanyakan orang yang mengalami menstruasi mengalami beberapa bentuk dismenore primer, seperti kram, nyeri, atau nyeri pinggang.
Bahan kimia yang disebut prostaglandin adalah penyebab utama kram selama menstruasi.
Segera sebelum menstruasi, sel-sel endometrium di dalam rahim memproduksi banyak prostaglandin.
Bahan kimia ini, yang berlimpah di seluruh tubuh, memainkan peran penting dalam peradangan dan penyembuhan.
Namun, akumulasi prostaglandin dapat menyebabkan kram.
Saat lapisan rahim luruh selama menstruasi, tubuh melepaskan lebih sedikit prostaglandin.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa sakit yang lebih berkurang.
Kontraksi rahim juga berperan dalam kram menstruasi.
Rahim berkontraksi untuk menyingkirkan lapisan lamanya.
Kondisi ini adalah versi kontraksi persalinan yang jauh lebih lemah.
Bagi sebagian orang, rasa sakit akibat kontraksi otot ini menjalar ke pinggang.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Vaksin Covid-19 Bisa Ganggu Siklus Menstruasi?
Dismenore sekunder