KOMPAS.com - Pediatric gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah suatu kondisi ketika asam lambung mengalir ke kerongkongan bayi atau anak.
Kondisi ini menyebabkan apa yang umumnya dikenal sebagai heatburn.
Tanpa pengobatan, aliran balik asam ini dapat mengiritasi dan merusak lapisan esofagus.
Adalah umum untuk asam lambung mengalir ke kerongkongan bayi sesekali.
Kondisi ini mengakibatkan bayi akan sering meludah dan muntah.
Namun, jika frekuensinya melebihi jumlah yang menurut dokter normal atau ada efek samping lain, kondisi ini bisa jadi merupakan gejala GERD.
Jika tidak diobati, GERD dapat memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan bayi atau anak.
Baca juga: Apa Beda Nyeri Dada karena GERD dan Serangan Jantung?
GERD adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika isi lambung mengalir ke kerongkongan, mengiritasi lapisan kerongkongan dan menyebabkan rasa sakit yang biasanya disebut orang sebagai heatburn.
Pada dasarnya, kerongkongan merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terdiri dari tabung.
Kerongkongan biasanya berguna untuk mengantarkan makanan yang sudah dikunyah ke perut.
Di bagian bawah kerongkongan adalah sfingter esofagus yang membuka dan menutup untuk memungkinkan makanan masuk ke perut.
Meskipun sfingter ini juga seharusnya mencegah asam lambung masuk ke kerongkongan, terkadang bisa gagal sehingga menyebabkan heartburn atau GERD.
Bayi, terutama bayi prematur, berisiko mengalami refluks asam ini ke kerongkongan karena ketidakmatangan fisiologis sfingter esofagus mereka.
Gastroesophageal reflux (GER) atau di Indonesia juga sering kali dikenal sebagai gumoh sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.
Riset menunjukkan bahwa GER terjadi pada sekitar 50 persen bayi di bawah usia 2 bulan, 60-70 persen bayi berusia 3-4 bulan, dan 5 persen pada usia 1 tahun.