KOMPAS.com - Bayi lahir prematur biasanya akan sering sakit-sakitan, bisa terancam menderita anemia, penyakit kuning, atau kelainan jantung.
Sehingga, sangatlah penting bagi ibu hamil untuk mengelola kesehatan dan memperhatikan faktor risiko bayi lahir prematur.
Mengutip Verywell Health, berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor risiko bayi lahir prematur, yaitu:
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Bayi Prematur?
Orang hamil di bawah usia 18 tahun dan di atas usia 30 tahun memiliki risiko terbesar untuk melahirkan bayi prematur.
Jika usia Anda menempatkan diri Anda pada peningkatan risiko persalinan prematur, Anda perlu mengurangi faktor risiko lain yang Anda miliki.
Tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil.
Melahirkan bayi prematur hanyalah salah satu dari banyak risiko yang terkait dengan minum alkohol saat hamil.
Memiliki tekanan darah tinggi sebelum hamil menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.
Kondisi preeklamsia juga meningkatkan risiko bayi yang dikandung lahir prematur.
Perawatan prenatal dini dapat membantu dokter dan bidan untuk mendiagnosis serta mengobati preeklamsia atau gangguan hipertensi kehamilan sejak dini, sehingga mengurangi risiko komplikasi.
Jika Anda memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2 sebelum kehamilan, kemungkinan besar Anda akan melahirkan bayi prematur.
Kontrol gula darah yang baik bisa sulit dipertahankan selama kehamilan, bahkan untuk seorang wanitia yang telah berusaha mengontrol asupan gula dengan baik selama bertahun-tahun.
Menjaga gula darah dalam kisaran yang sehat dapat mengurangi risiko bayi lahir prematur dan risiko diabetes lainnya selama kehamilan.
Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur
Semakin terlambat ibu hamil mendapatkan perawatan prenatal, semakin besar risiko komplikasi kesehatan yang bisa dialami selama kehamilan.
Buat janji dengan dokter segera setelah Anda mengetahui sedang hamil.