Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2022, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Bayi prematur adalah bayi yang lahir dini sebelum waktunya, bisa kurang dari 36 minggu hingga 25 minggu kehamilan.

Mengutip Kids Health, bayi prematur dapat dipahami sebagai bayi yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu, sebelum ia dilahirkan.

Alhasil, kecenderungan bayi prematur memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan karena organ tubuhnya belum siap penuh lepas dari rahim ibu.

Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur

Semakin dini bayi lahir, semakin besar kemungkinannya mengalami berbagai masalah kesehatan.

Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa jenis bayi prematur berdasarkan usia kelahirannya, yaitu:

  • Prematur akir: lahir antara 34 dan 36 minggu kehamilan.
  • Prematur sedang: lahir antara 32 dan 34 minggu kehamilan.
  • Sangat prematur: lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
  • Prematur ekstrem: lahir pada atau sebelum 25 minggu kehamilan.

Terkait penyebab spesifik kelahiran prematur sering kali tidak jelas. Namun, ada faktor risiko yang diketahui dari kelahiran prematur, seperti:

  • Kehamilan kembar
  • Masalah dengan rahim, leher rahhim, atau plasenta
  • Terdapat penyakit kronis ibu hamil
  • Cedera fisik atau trauma.

Baca juga: Penyebab dan Perawatan Bayi Prematur

Ciri-ciri

Mengutip Mayo Clinic, bayi prematur memiliki ciri-ciri khusus dari fisik dan medis, yaitu:

  • Tubuh berukuran kecil, dengan kepala besar yang tidak proporsional.
  • Fitur kepala lebih tajam atau kurang bulat dari pada bayi cukup bulan, karena kurangnya simpanan lemak.
  • Rambut halus (lanugo) menutupi sebagian besar tubuh.
  • Suhu tubuh rendah, terutama segera setelah lahir di ruang bersalin, karena kurangnya lemak tubuh yang disimpan.
  • Pernafasan yang sulit atau distres pernafasan.
  • Kurangnya refleks untuk mengisap dan menelan, menyebabkan ia kesulitan makan.

Baca juga: 14 Ciri-ciri Down Syndrome pada Bayi yang Dapat Dikenali

Masalah kesehatan potensial

Mengutip Kids Health, macam masalah kesehatan potensial yang dapat dialami oleh bayi prematur meliputi:

  • Anemia: ketika bayi tidak memiliki cukup sel darah merah.
  • Apnea: ketika bayi berhenti bernapas untuk waktu yang singkat, detak jantung mungkin lebih rendah, dan kulit bisa menjadi pucat atau biru.
  • Displasia bronkopulmoner dan sindrom gangguan pernapasan: masalah dengan pernapasan
  • Hiperbilirubinemia: ketika bayi memiliki kadar bilirubin yang tinggi, sehingga menyebabkan penyakit kuning dengan menguningnya kulit dan bagian putih mata.
  • Enterokolitis nekrotikans: penyakit usus yang serius.
  • Patent ductus arteriosus: masalah dengan jantung.
  • Retinopati prematuritas: masalah dengan retina mata.
  • Infeksi sepsis: bisa didapat bayi sebelum, selama, atau setelah lahir.

Bayi yang lebih lahir dini dan lebih kecil cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan dari pada sebaliknya. Sehingga, mereka sering membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Baca juga: Ciri-ciri Bayi Cerebral Palsy

Manfaat NICU

Mengutip Kids Health, bayi prematur tidak memiliki cukup lemak tubuh untuk menahan suhu tubuh mereka.

Sehingga, NICU memberikan manfaat untuk:

  • Penghangat bayi: tempat tidur kecil dengan pemanas di atasnya membantu bayi tetap hangat. Karena sifatnya yang terbuka, tim memiliki akses yang mudah ke bayi untuk memberikan perawatan lainnya.
  • Inkubator: tempat tidur kecil ini tertutup plastik bening dan keras. Suhu di dalam inkubator dikontrol untuk menjaga suhu tubuh bayi sesuai. Dokter, perawat, dan lain-lain dapat memberikan perawatan kepada bayi melalui lubang di sisi inkubator.

Baca juga: Jenis Cacat Otak Bawaan pada Bayi yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com