Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Jarang Diketahui

Kompas.com - 28/05/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Alasannya karena bakter mulut dari penyakit gusi (termasuk periodontal), dapat masuk ke dalam darah.

Setelah itu, memicu peradangan pada lapisan arteri yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalamnya dan terjadilah aterosklerosis.

Penelitian menunjukkan bahwa mengobati penyakit gusi dapat menurunkan tingkat penanda peradangan dalam darah, yang disebut protein C-reaktif.

Mengutip British Heart Foundation, hubungan antara penyakit gusi, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pertama kali dikemukakan pada 1960-an.

Sebuah tinjauan studi yang diterbitkan dalam Journal of Dental Research pada 2010 menunjukkan bahwa penyakit gusi memiliki peran dalam menyebabkan penyakit kardiovaskular.

penelitian lain menunjukkan tanda-tanda peradangan tertentu yang berhubungan dengan penyakit jantung berkurang dan fungsi pembuluh darah menjadi lebih baik setelah pengobatan penyakit gusi.

Baca juga: 15 Penyebab Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung

9. Masa kecil bermasalah

Mengutip WebMD, seseorang yang memiliki pengalaman buruk (trauma) di masa kecil dapat meningkatkan lebih besar risiko penyakit jantung saat dewasa.

Pengalaman buruk itu termasuk:

  • Kekerasan
  • Intimidasi
  • Pelecehan.

Hubungannya pada penyakit jantung adalah karena orang dengan kondisi mental itu terkait dengan tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes tipe 2.

Stres yang berkelanjutan di masa kecil dapat mengubah cara kerja tubuh Anda.

Anda mungkin juga berurusan dengan cara yang tidak sehat dengan efek perasaan tidak aman saat tumbuh dewasa.

Baca juga: 15 Tanda-tanda Jantung Tidak Sehat

10. Marah

Mengutip WebMD, Anda hampir lima kali lebih mungkin mengalami serangan jantung setelah Anda marah.

Dalam 2 jam setelah ledakan kemarahan, kemungkinan stroke atau detak jantung meningkat juga.

Anda tidak selalu dapat menghindari atau mengendalikan apa yang membuat Anda marah, jadi lebih baik menemukan cara untuk mengatasi kemarahan Anda pada saat itu.

Jika Anda sering merasa marah dan sulit mengendalikannya, disarankan untuk mengikuti kelas atau terapi manajemen emosi.

Selain untuk mengatur emosi Anda, juga demi menurunkan risiko penyakit jantung jangka panjang.

Mengutip British Heart Foundation, tinjauan sistematis dari penelitian pada 2014 menemukan bahwa perasaan marah meningkatkan risiko serangan jantung dalam dua jam berikutnya sebesar 4,74 kali dan risiko stroke meningkat 3,72 waktu.

Tinjauan ini mencakup 4.546 kasus serangan jantung ditambah jumlah stroke yang lebih kecil, sindrom koroner akut dan irama jantung yang tidak teratur.

Penting untuk tidak khawatir dengan hasil ini. Peningkatan hanya akan menyebabkan 1-4 lebih banyak kejadian jantung per 10.000 orang per tahun.

Baca juga: 4 Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Harus Anda Waspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com