KOMPAS.com - Usus merupakan rumah bagi triliunan mikroorganisme yang dikenal sebagai mikrobioma usus, termasuk bakteri, virus, jamur, dan mikroba lainnya.
Sebagian besar bakteri di usus memiliki hubungan timbal balik atau simbiosis dengan tubuh manusia.
Mikroorganisme dapat mendukung fungsi tubuh manusia dengan menghasilkan vitamin, asam lemak, dan asam amino yang digunakan untuk kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, hingga mengatur suasana hati.
Sementara itu, tubuh manusia dapat mendukung kesehatan dan mikroorganisme yang terdapat di dalam usus.
Baca juga: 8 Kebiasaan Tidak Sehat Mengancam Kesehatan Usus
Saat sehat dan berkembang dengan baik mikrobioma usus memang memberi banyak manfaat, namun ketika tidak, bakteri-bakteri tersebut akan menjadi penyebab penyakit sistem pencernaan, seperti kanker usus besar, iritasi usus besar (ibs), hingga defisiensi mikronutrien.
Dilansir dari Frontiersin, penelitan menyatakan, kegiatan fisik rutin seperti olahraga, bisa membuat usus lebih sehat dan menghindari penyakit-penyakit pencernaan seperti di atas.
Saat Anda berolahraga, oksigen akan mengalir lebih lancar menuju otak, suhu tubuh memanas, dan terjadi redistribusi aliran darah.
Para peneliti menyebut kondisi tersebut sangat bagus untuk perkembangan bakteri dalam mikrobioma usus.
"Olahraga menyebabkan perubahan penting yang membantu mikroba usus berkembang dan berubah, karena hal itu, manusia mendapatkan molekul yang berguna bagi tubuh," ujar Taylor Valentino, PhD, peneliti di University of Utah di Salt Lake City, yang mempelajari kaitan antara perkembangan otot dengan mikrobioma.
Baca juga: Tanda-tanda Usus Tidak Sehat yang Harus Diperhatikan
Asisten profesor fisiologi olahraga di University of Illinois di Urbana-Champaign, Jacob Allen, PhD, juga menyimpulkan hal yang sama, yaitu olahraga teratur bisa mempercepat proses dalam meningkatkan berbagai jenis spesies mikroba di dalam usus serta mendorong bakteri untuk berkembang.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise, tim Jacob Allen meneliti 32 orang dewasa yang tidak rutin berolahraga.
Dari 32 orang dewasa itu, 16 orang mengalami obesitas, dan yang lainnya memiliki berat badan yang tidak ideal.
Kedua kelompok ditugaskan untuk menjalani workout selama 6 minggu secara bertahap dan intens, dimulai dengan 30 menit jalan cepat hingga lari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Kemudian kedua kelompok diminta untuk berhenti olahraga selama 6 minggu berikutnya.
Peneliti lantas mengumpulkan sampel darah dan tinja yang dicatat sejak awal olahraga hingga akhir masa rehat (total 12 minggu).