Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2022, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Dalam dua bulan terakhir, kasus gagal ginjal akut di kalangan anak usia 6 bulan hingga 16 tahun terus mengalami peningkatan.

Melansir data Kemenkes RI, tercatat 189 kasus gagal ginjal akut pada tanggal 18 Oktober 2022, yang paling banyak didominasi oleh anak usia 1 hingga 5 tahun.

Oleh karena itu, Kemenkes juga meminta orang tua untuk tidak paning namun selalu waspada.

Gagal ginjal adalah penurunan fungsi ginjal — dua organ berbentuk kacang yang membuang limbah dan air dari darah untuk membuat urin (kencing).

Organ tersebut adalah bagian dari saluran kemih. Saluran kemih juga mencakup kandung kemih (yang menampung urin), ureter (saluran yang membawa urin dari setiap ginjal ke kandung kemih) dan uretra (tempat keluarnya urin).

Ada dua jenis gagal ginjal, yakni gagal ginjal akut dan kronis.

Baca juga: Bukan Paracetamol, Begini Penanganan Pertama saat Anak Demam

Apa beda keduanya?

Ginjal yang sehat menyaring racun dan kelebihan cairan dari darah.

Selain itu, ginjal juga membantu mengontrol tekanan darah, memproduksi sel darah merah dan mengontrol penyerapan kalsium.

Gagal ginjal terjadi ketika organ tersebut tidak lagi bisa melakukan fungsi tersebut.

Ada dua jenis gagal ginjal, yaknir kronis dan akut.

Gagal ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan seringkali reversibel.
Penyebabnya bisa karena kecelakaan, luka, penyakit, infeksi, syok atau konsumsi racun atau obat.

Ketika ginjal rusak, tubuh berhenti memproduksi urin. Akibatnya, racun menumpuk di aliran darah, membuat pasien bingung atau tidak sadar dan kelebihan cairan.

Pasien yang mengalami gagal ginjal akut diberikan diet khusus, pembatasan cairan dan dialisis sementara sampai ginjalnya sembuh. Dengan pengobatan, fungsi ginjal dapat kembali normal.

Sementara itu, gagal ginjal kronis berkembang dalam waktu lama dan umumnya tidak reversibel.

Setelah penyakit berkembang dan fungsi ginjal turun hingga 10% – 15%, dialisis biasanya diperlukan.

Baca juga: Benarkah Berat Badan Pengaruhi Peluang Hamil?

Dialisis bisa menggantikan fungsi ginjal yang sehat tetapi bukan obat untuk penyakit ginjal.

Umumnya, pasien perlu menjalani dialisis selama sisa hidupnya atau menerima transplantasi ginjal.

Gagal ginjal akut datang dengan cepat dan seringkali dapat disembuhkan.

Gagal ginjal kronis, di sisi lain, datang perlahan dan umumnya mengarah ke dialisis jangka panjang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com