Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Lupus yang Diinduksi Obat, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Kompas.com - 11/05/2023, 16:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari 40 obat dapat menyebabkan munculnya gejala penyakit lupus yang mengancam jiwa.

Penyakit lupus adalah penyakit jangka panjang (kronis) di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat.

Ada beberapa jenis penyakit lupus, salah satunya adalah yang diinduksi oleh obat.

Artikel ini akan mengulas tentang pengerti lupus yang diinduksi obat, macam penyabab, dan ciri-cirinya.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lupus?

Apa itu lupus yang diinduksi obat?

Mengutip Verywell Health, penyakit lupus yang diinduksi obat atau drug induced lupus adalah penyakit mirip lupus yang disebabkan oleh obat resep tertentu.

Ini adalah penyakit autoimun langka, yang dimulai setelah Anda meminum obat penyebabnya selama 3-6 bulan.

Gejala penyakit lupus mirip dengan lupus eritematosus sistemik (SLE), meliputi nyeri otot dan persendian.

Lupus yang diinduksi oleh obat dapat mengancam jiwa, tetapi sepenuhnya dapat dipulihkan setelah Anda berhenti minum obat yang menjadi penyebabnya.

Baca juga: 4 Jenis Penyakit Lupus dan Ciri-cirinya yang Harus Diwaspadai

Apa penyebab lupus yang diinduksi obat?

Lebih dari 40 obat diketahui dapat menyebabkan jenis lupus ini, tetapi beberapa dianggap sebagai penyebab utama.

Tiga obat yang paling sering menjadi penyebab penyakit lupus yang diinduksi obat adalah:

  • Pronestyl (procainamide), digunakan untuk mengobati aritmia jantung
  • Apresoline (hydralazine), digunakan untuk mengobati hipertensi
  • Quinaglute (quinidine), digunakan untuk mengobati aritmia jantung

Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus Eritematosus Sistemik

Kelas obat-obatan lainnya yang terlibat dalam penyakit lupus yang diinduksi obat meliputi:

  • Anti-antiaritmia (misalnya, procainamide, quinidine)
  • Antibiotik (misalnya minosiklin)
  • Antikonvulsan
  • Anti inflamasi
  • Antipsikotik
  • Obat anti tiroid
  • Obat biologis
  • Obat kemoterapi
  • Obat kolesterol
  • Diuretik
  • Obat hipertensi (misalnya, hydralazine, diltiazem isoniazid)
  • Penisilamin
  • Penghambat pompa proton

Namun, tidak semua orang yang mengkonsumsi obat ini akan terserang penyakit lupus jenis ini.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Lupus Kulit yang Perlu Diperhatikan

Apa saja tanda-tanda lupus yang diinduksi obat?

Dikutip dari Healthline, penyakit lupus jenis ini terjadi ketika Anda sudah mengkonsumsi obat penyebabnya selama beberapa bulan.

Tanda-tanda penyakit lupus yang diinduksi oleh obat ini bisa bervariasi pada setiap individu, di antaranya sebagai berikut:

  • Nyeri otot (mialgia)
  • Nyeri sendi (artralgia)
  • Rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat peradagangan di sekitar jantgung atau paru-paru (serositis)
  • Ruam kupu-kupu di wajah
  • Ruam kulit berwarna merah, meradang, gatal yang dipicu oleh sinar matahari (fotosensitifitas)
  • Bercak ungu pada kulit (purpura)
  • Benjolan lunak berwarna merah atau ungu akibat peradangan sel lemak tepat di bawah kulit (eritema nodosum)
  • Kelelahan
  • Demam
  • Penurunan berat badan tanpa disengaja

Jika Anda memiliki ciri-ciri lupus jenis ini seperti di atas, segeralah periksa ke dokter.

Pastikan memberi tahu dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi.

Diagnosis yang tepat sangat penting karena, jika Anda terus mengkonsumsi obat penyebab lupus jenis ini, gejala Anda akan semakin parah.

Kematian adalah bisa menjadi konsekuensi paling buruk dari penyakit lupus yang diinduksi obat.

Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus Neonatal, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com