KOMPAS.com - Banyak orang berpikir kalau stroke hanya terjadi di usia tua.
Padahal, sekitar 10 hingga 15 persen stroke terjadi pada anak-anak dan orang berusia di bawah 45 tahun.
Ada dua jenis stroke, yakni stroke iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum.
Sedangkan stroke hemoragik, yang terjadi ketika pembuluh darah di atau dekat otak pecah, jauh lebih jarang terjadi.
Stroke dapat terjadi pada siapa saja dari segala usia—dan tingkat stroke pada pasien di bawah usia 50 tahun terus meningkat.
Bahkan, di negara besar seperti AS preferensi stroke pada orang muda meningkat hingga 40 persen dalam beberapa dekade terakhir.
Sekitar 10 hingga 15 persen stroke terjadi pada orang dewasa usia 18-50 tahun. Banyak hal yang menyebabkan peningkatan stroke di usia muda.
Tidak hanya orang berusia 50 tahun ke bawah yang memiliki faktor risiko tipikal—tekanan darah tinggi, pembekuan darah, diabetes—mereka juga menghadapi risiko unik khusus untuk gaya hidup, kehamilan, dan genetika.
Baca juga: 3 Perbedaan Sunblock dan Sunscreen, Jangan Salah Kaprah Lagi…
Di sisi lain, banyak anak muda tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi mendasar yang berkontribusi terhadap stroke sampai mereka mengalaminya.
Faktor-faktor penyebab stroke di usia muda, yang biasanya berbeda dari yang dilihat dokter pada orang tua yang mengalami stroke, adalah sebagai berikut:
Patent Foramen Ovale adalah lubang kecil pada dua atrium jantung yang muncul saat lahir.
Sekitar satu dari empat orang memiliki penyakit jantung bawaan ini, sehingga kebanyakan orang tidak tahu mereka memilikinya.
Hingga 25 persen stroke pada orang di bawah usia 45 tahun disebabkan oleh pembedahan pembuluh darah di leher.
Menurut Russman, hal ini dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk cedera cemeti atau trauma terkait olahraga, meskipun sebagian besar pembedahan terjadi secara spontan tanpa trauma.
Pembuluh darah terbuat dari tiga lapisan, yakni lapisan sel dalam yang tipis, lapisan otot, dan lapisan berserat.