Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tanda-tanda Kecanduan Kafein, Apakah Anda Mengalaminya?

Kompas.com - 05/06/2023, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kafein bukan merupakan obat-obatan terlarang, tetapi zat ini bisa menyebabkan efek kecanduan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, kafein adalah zat putih pahit yang ditemukan secara alami di lebih dari 60 tanaman, seperti biji kopi, daun teh, dan buah kakao yang digunakan untuk membuat cokelat.

Baca juga: Kenali Apa Itu Kafein dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Zat ini memiliki sifat stimulan yang mengurangi kelelahan, meningkatkan kewaspadaan, dan memberi dorongan energi.

Jika dikonsumsi terus-menerus, Anda akan mengembangkan toleransi kafein.

Tanpa Anda sadari, Anda merasa harus terus meningkatkan asupan kafein untuk mencapai efek kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi yang diinginkan.

Saat itulah tubuh Anda mengalami kecanduan kafein.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang gejala yang menjadi tanda Anda kecanduan kafein.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Kafein yang Perlu Diperhatikan

Apa saja tanda-tanda kecanduan kafein?

Mengutip Addiction Center, ketergantungan kafein dilihat dari cara zat ini memengaruhi fungsi tubuh sehari-hari Anda.

Tingkat keparahan kecanduan dihitung berdasarkan seberapa tertekan perasaan Anda ketika menginginkan kafein, tetapi tidak bisa mendapatkannya.

Lalu, seberapa besar gangguan yang ditimbulkannya dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Baca juga: 8 Makanan dan Minuman Sumber Kafein yang Perlu Diperhatikan

Tanda-tanda kecanduan kafein setidaknya memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:

  • Keinginan yang terus-menerus atau upaya yang gagal untuk mengurangi atau mengontrol penggunaan kafein
  • Penggunaan kafein secara terus-menerus, meskipun mengetahui fisik atau psikologis memiliki masalah yang persisten atau berulang yang disebabkan atau diperburuk oleh kafein
  • Sindrom penarikan zat
  • Kafein sering dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar
  • Penggunaan kafein berulang hingga gagal memenuhi kewajiban peran utama di tempat kerja, sekolah, atau rumah
  • Penggunaan kafein secara terus-menerus, meskipun memiliki masalah sosial atau interpersonal yang persisten atau berulang yang disebabkan atau diperburuk oleh efek kafein
  • Berkembangnya toleransi kafein yang ditunjukkan melalui: kebutuhan jumlah kafein yang meningkat untuk mencapai efek yang diinginkan; efek yang sangat berkurang saat terus menggunakan kafein dalam jumlah yang sama
  • Banyak waktu dihabiskan dalam aktivitas yang diperlukan untuk mendapatkan kafein, menggunakan kafein, atau pulih dari efeknya
  • Keinginan atau keinginan yang kuat atau dorongan untuk menggunakan kafein

Baca juga: 13 Efek Ketergantungan Kafein dan Cara Mengatasinya

Jika Anda menunjukkan tanda-tanda kecanduan kafein seperti di atas, Anda perlu secara bertahap dan konsisten mengurangi penggunaannya.

Sebagian besar ahli merekomendasikan batas aman mengkonsumsi kafein adalah 400 miligram (mg) per hari.

Sebagian besar gejala ketergantungan kafein dapat diatasi dalam 7-12 hari pengurangan konsumsi.

Selama periode itu, otak secara alami akan mengurangi jumlah reseptor adenosin pada setiap sel sebagai respons terhadap kekurangan kafein secara tiba-tiba.

Reseptor adenosin bertugas memberikan isyarat pada kelenjar adrenal untuk mengeluarkan adrenalin, sehingga meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa lelah.

Jika seseorang dapat mengurangi asupan kafein hingga tidak ada lagi, dalam beberapa minggu tingkat reseptor adenosin di otak akan diatur ulang ke tingkat awal.

Baca juga: 3 Cara untuk Menurunkan Risiko Ketergantungan Kafein

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau