KOMPAS.com - Jarang pipis hingga mata cekung merupakan gejala dehidrasi pada bayi yang perlu dipahami orangtua.
Penyebab dehidrasi pada anak yang paling umum ialah diare dan muntah. Dua kondisi tersebut bisa dengan cepat menguras persediaan cairan di dalam tubuh anak kita.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui gejala dehidrasi pada bayi serta cara mengatasinya.
Baca juga: Kenali Apa Itu Dehidrasi, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Dilansir dari Parents, berikut tanda-tanda dehidrasi pada bayi yang perlu ayah bunda ketahui:
Seperti halnya orang dewasa, bayi dan balita yang mengalami dehidrasi cenderung memiliki volume urine yang lebih sedikit, sehingga ia menjadi jarang pipis.
Bayi dikatakan jarang pipis apabila frekuensi buang air kecilnya kurang dari 3 kali dalam sehari atau tidak pipis sama sekali dalam waktu 6 jam.
Selain frekuensi urine, dehidrasi pada bayi juga dapat dikenali dengan perubahan warna urine.
Si kecil yang kekurangan cairan cenderung mengeluarkan air seni berwarna kuning pekat hingga kuning kecoklatan.
Kekurangan cairan juga menyebabkan si kecil terlihat mudah mengantuk atau tidur lebih lama dari biasanya.
Namun, bayi yang mengalami dehidrasi tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mereka cenderung terlihat gelisah dan terkadang merintih.
Selain mengantuk dan sering tidur, bayi yang kekurangan cairan akan nampak tidak berenergi atau lesu.
Si kecil pun enggan diajak bermain atau sekadar tersenyum, meski sudah mendapat stimulasi dari orangtuanya.
Beberapa anak juga terlihat lebih manja, rewel, hingga menangis tanpa keluar air mata.
Baca juga: 6 Komplikasi Dehidrasi Berat yang Harus Diwaspadai
Kebutuhan cairan yang tidak tercukupi bisa mengakibatkan kekeringan di area mulut, lidah, dan kulit.
Mulut terutama area bibir akan tampak pecah-pecah hingga mengelupas, sehingga menimbulkan perasaan tak nyaman.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya