Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ilmuwan Temukan Proses Sel Otak Mati Akibat Penyakit Alzheimer

Kompas.com - 17/09/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan dari Inggris dan Belgia yakin telah mengetahui bagaimana sel-sel otak mati akibat penyakit Alzheimer.

Melansir BBC pada Sabtu (16/9/2023), proses kematian otak akibat penyakit Alzheimer menjadi misteri selama beberapa dekade.

Baca juga: Kenali Apa itu Alzheimer, Penyebab, dan Gejalanya

Beberapa peneliti kemudian menemukan bahwa terdapat hubungan protein abnormal yang menumpuk di otak dengan "nekroptosis".

Nekroptosis adalah suatu bentuk bunuh diri seluler.

Penemuan tersebut dituliskan dalam jurnal Science dan dianggap akan memberikan ide baru untuk mengobati penyakit ini.

Baca juga: 5 Penyebab Alzheimer yang Perlu Diwaspadai

Apa penemuan peneliti tentang penyebab kematian sel otak penderita penyakit Alzheimer?

Hilangnya sel-sel otak (neuron) menyebabkan gejala Alzheimer, termasuk hilangnya ingatan.

Jika Anda melihat ke dalam otak orang-orang yang mengidap penyakit Alzheimer, Anda akan melihat penumpukan protein abnormal yang disebut "amiloid" dan "tau".

Namun para ilmuwan belum mampu menemukan titik-titik di antara ciri-ciri utama penyakit ini.

Inilah yang kini ditemukan oleh para peneliti di Institut Penelitian Demensia di University College London dan KU Leuven di Belgia di Inggris.

Baca juga: Kenali Gejala Alzheimer di Usia Muda dan Penyebabnya

Mereka mengatakan amiloid abnormal mulai menumpuk di ruang antar neuron, menyebabkan peradangan otak.

Saat itu, mulai terjadi perubahan kimia internal di dalamnya.

Tangles tau muncul dan sel-sel otak mulai memproduksi molekul tertentu (yang disebut MEG3) yang memicu kematian akibat nekroptosis.

Nekroptosis adalah salah satu metode yang biasa digunakan tubuh kita untuk membersihkan sel-sel yang tidak diinginkan saat sel-sel baru dibuat.

Sel-sel otak bertahan ketika tubuh mampu memblokir MEG3.

Baca juga: 7 Tahapan Alzheimer dari Ringan sampai Berat yang Perlu Diketahui

“Ini adalah temuan yang sangat penting dan menarik,” kata peneliti Prof Bart De Strooper dari Dementia Research Institute Inggris, kepada BBC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com