KOMPAS.com - Usia senja bukan halangan bagi sejumlah warga lansia di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat untuk aktif menikmati masa tua. Mereka mengisi harinya dengan berkegiatan di sekolah lansia. Berikut kisahnya.
Senyum semringah tersungging di wajah Aan (72). Perempuan berjilbab merah dan berkacamata ini terlihat bersemangat selepas tampil untuk berlenggak-lenggok di panggung peragaan busana dalam peringatan Hari Lanjut Usia ke 27 Kecamatan Cicendo, Rabu (20/9/2023).
Kala itu, ia mengenakan kebaya merah yang dipadukan dengan rok batik panjang. Menariknya, bawahan buatan tangan Aan itu dibuat dari perca berbagai motif batik yang disusun membentuk pola harmonis.
“Waktu itu ada hari lanjut usia nasional, Bu Aan bikin kreasi senam dan kreasi kain perca, kemudian kami fashion show,” kenang Aan dengan riang, ketika berbincang dengan Kompas.com via telepon, Rabu, (20/12/2023).
Kegiatan berkesan tersebut bagian dari salah satu acara Sekolah Lansia Gerbang Cita Kecamatan Cicendo. Aan bergabung di sana sejak Januari 2023 lalu.
Sekolah lansia ini merupakan salah satu program yang dimotori lembaga nonprofit Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jawa Barat.
Sebulan sekali, sekolah lansia setempat mengadakan beragam kegiatan. Selain ajang unjuk kreativitas, ada juga kegiatan edukasi berkebun, kelas wirausaha, seni, kegiatan religi, sampai pemeriksaan kesehatan.
Aan bercerita, semula kegiatannya hanya menjahit dan sesekali menjalani rutinitas sebagai kader posyandu lansia di wilayahnya. Begitu ditawari bergabung di sekolah lansia, ia pun tak berpikir dua kali.
Lantas, sosok yang dianugerahi gelar Lansia Inspiratif Kota Bandung 2023 ini diberi tantangan untuk mencari teman di sekolah lansia.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Lansia Mengalami Demensia? Ini Penjelasannya...
Tak mudah bagi Aan sampai akhirnya bisa mengumpulkan puluhan murid dari beberapa kelurahan di Kecamatan Cicendo.
“Banyak yang awalnya menolak. Mereka mengira, kan namanya sekolah, jadi kegiatannya kayak tulis-menulis gitu,” kata Aan sembari terkekeh.
Setelah ia bersama kader posyandu lain menjelaskan konsep programnya, baru kalangan lansia lain tertarik ikut bergabung sampai total anggotanya mencapai 50 orang.
Saat ditanya apa yang membuat ia dan peserta lain terkesan mengikuti kegiatan di sekolah tersebut, Aan merasa terhubung dengan sebayanya.
“Senang banget karena kami bisa mengobrol dengan sesama lansia. Kalau sama anak atau saudara di bawah usia kita, kan enggak nyambung leluconnya. Tapi kalau ketemu sesama lansia, ngobrolnya bisa segala macam,” ujar Aan antusias.
Ia menyebutkan, sebelum ada kegiatan sekolah lansia, banyak warga senior yang hanya berkegiatan di rumah tanpa memiliki aktivitas penunjang lainnya.