KOMPAS.com - Kanker payudara sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar kaum perempuan. Ada beberapa cara deteksi dini kanker payudara, salah satunya adalah dengan SADARI (periksa payudara sendiri) dan mamografi.
Selama ini, deteksi dini dengan kedua cara tersebut sering tidak diterapkan, padahal cara ini sangat ampuh untuk mendeteksi risiko berkembangnya kanker dan memperperbesar tingkat kesembuhan seseorang pasien jika sel kanker ditemukan sejak stadium dini.
Penelitian terbaru menunjukkan mamografi dan SADARI sangat efektif dalam mendeteksi kanker payudara, termasuk pada perempuan usia muda.
"Skrining tahunan dengan metode mamografi dan SADARI adalah komponen penting untuk deteksi kanker payudara," kata Dr Jamie Caughran, yang akan mempresentasikan keefektifan skrining tersebut pada Simposium Kanker Payudara 2011 di San Fransisco, Kamis esok.
Perlu diketahui, pada tahun 2009 US Preventive Services Task Force, pernah mengeluarkan pernyataan yang cukup membuat kehebohan. Mereka merekomendasikan bahwa wanita harus menunggu sampai usia 50 sebelum melakukan mamogram secara teratur. Bahkan mereka menasihati bahwa mammogram harus dilakukan paling tidak dua kali dalam setahun (yang seharusnya setahun sekali).
"Ini sangat kontroversial baik bagi pasien dan dokter," kata Caughran, yang juga merupakan direktur medis dari Comprehensive Breast Center, Lacks Cancer Center di Grand Rapids, Mich.
Menurut Caughran kanker payudara adalah kanker yang paling umum ditemukan pada wanita, setelah kanker kulit, dan merupakan penyebab utama kematian nomor dua akibat kanker pada wanita.
Penelitian ini melibatkan hampir 6.000 relawan wanita di Michigan, dimana rata-rata usia mereka 59 tahun, dan telah didiagnosis dengan kanker payudara. Penelitian menunjukkan bahwa dua-pertiga dari tumor ditemukan lewat mamografi, 30 persen dengan cara palpasi dan SADARI sebesar 90 persen atau juga dengan pemeriksaan dokter 10 persen.
Sedangkan untuk wanita di bawah usia 50 tahun, 48 persen dari kanker terdeteksi dengan mamografi dan 46 persen oleh palpasi (dengan cara meraba).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.