KOMPAS.com - Diabetes merupakan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama jika memiliki luka yang memerlukan amputasi. Amputasi kerap dialami pasien diabetes akibat luka yang tak kunjung sembuh. Padahal, sebenarnya amputasi dapat dicegah dengan pemeriksaan secara dini permasalahan pembuluh darah.
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dr. Hananto Andriantoro, akar masalah luka yang tak bisa sembuh pada penderita diabetes adalah permasalahan pembuluh darah.
"Sayangnya pengobatan luka selama ini hanya bersifat wound dressing atau berfokus pada lukanya saja," paparnya dalam konferensi pers 'Berpenyakit Jantung Koroner Boleh Jadi Berpenyakit Pembuluh Darah Tepi' di Jakarta, Kamis (13/6/2013) lalu.
Pelaksanaan wound dressing, imbuh Hananto, antara lain dengan memberikan antiobiotik, antiinfeksi, dan oksigenisasi. Kendati demikian, wound dressing belum mampu menyembuhkan luka akibat permasalahan pembuluh darah.
"Seharusnya pengobatan luka yaitu dengan membuka pembuluh darah hulu dari luka. Hal tersebut akan membuat tekanan aliran darah meningkat sehingga luka membaik," jelas Hananto.
Adapun, jika pengobatan hanya bersifat wound dressing, maka luka akan bertambah parah dan akhirnya mengharuskan tindakan amputasi. Maka Hananto menegaskan, pendeteksian dini masalah pembuluh darah dapat menyelamatkan pasien dari amputasi.
Kepala divisi pelatihan dan pendidikan RSJPDHK dr. Ismoyo Sunu mengatakan, mengingat pentingnya pemeriksaan pembuluh darah pada pasien diabetes, maka dokter yang bersangkutan dengan penyakit dalam pun perlu menyematkan prosedur skrining pembuluh darah dalam serangkaian proses pemeriksaan.
Demi meningkatkan tindakan preventif pengembangan penyakit pembuluh darah yang parah, Ismoyo mengungkapkan setiap pasien diabetes perlu melakukan skrining yang dinamakan ankle brachial index. Skrining tersebut untuk pembuluh darah di sekitar kaki yang rentan rusak pada penderita diabetes.
"Pemeriksaan harus dimulai dari dokter penyakit dalam. Jangan sampai baru datang ke dokter pembuluh darah ketika betis sudah menghitam dan timbul luka," tandas Ismoyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.