Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2013, 09:50 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Tidur merupakan kebutuhan yang penting bagi kesehatan tubuh. Kurang tidur diketahui berdampak buruk bagi produktivitas dan kesehatan secara umum.

Namun di bulan Ramadhan, tentu ada perubahan waktu tidur khususnya bagi umat muslim yang menjalani ibadah puasa. Bangun sahur dan ibadah malam mungkin akan mengurangi waktu tidur.

Kendati beribadah penting, namun kebutuhan tidur juga boleh ditinggalkan. Kurang tidur dapat membuat kita lebih mengantuk di siang hari sehingga berakibat buruk pada produktivitas.

Maka agar tidak kekurangan tidur selama bulan Ramadahan, kita perlu melakukan beberapa modifikasi kebiasaan sehari-hari. Berikut kiatnya dari pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran dr. Andreas Prasadja, RPSGT.

1. Tidur lebih awal
Apabila aktivitas sudah selesai, maka segeralah tidur. Sebisa mungkin jangan lakukan kegiatan-kegiatan lain, terutama yang menatap layar seperti menonton TV, laptop, bahkan handphone. Karena menatap layar yang bercahaya akan menyulitkan dalam memulai tidur.

2. Tidur lagi setelah sahur
Jika masih sempat, kita dapat tidur lagi setelah sahur dan shalat Subuh. Andreas mengatakan, tidur setelah sahur dapat mengurangi rasa kantuk sehingga menjaga keselamatan berkendara di pagi hari.

Namun kalau dirasa "nanggung" untuk tidur, maka langsung berangkat dan dilanjutkan untuk tidur di tempat bekerja bisa dijadikan pilihan. Meski hanya 15-20 menit, tidur sudah dapat memberi energi untuk memulai aktivitas.

3. Sempatkan tidur siang
Waktu istirahat siang yang biasa digunakan untuk makan akan terasa lebih longgar sehingga dapat digunakan untuk tidur. Tidur singkat di siang hari atau disebut juga power nap bisa mengembalikan energi dan membuat siap untuk melanjutkan aktivitas.

"Lemas di siang hari bukan dikarenakan kurang asupan, tapi karena pola tidur yang berubah. Maka power nap bisa membuat lebih segar," ujarnya.

4. Tidur di sore hari
Saat pekerjaan sudah selesai, tidur di sore hari bisa jadi pilihan. Namun seringkali orang tidak sempat dan memilih untuk pulang. Hanya saja, Andreas berpesan agar tidak mengendara sendiri saat mengantuk, sebaliknya pilihlah kendaraan umum. "Menyetir sambil mengantuk sama bahayanya seperti menyetir saat mabuk," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau