Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2014, 11:59 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com –  Para orang tua sebaiknya mewaspadai dan membatasi konsumsi kafein pada anak-anak. Pasalnya, konsumsi kafein yang berlebihan pada anak dan remaja dapat meningkatkan risiko beragam masalah kesehatan.  

Penelitian menunjukan, anak-anak ternyata secara tidak sadar mengonsumsi kafein dari berbagai jenis makanan dan minuman. Penelitian di Amerika menunjukkan, 3 dari 4 anak-anak terbiasa mengonsumsi kafein. Sumber kafein paling banyak berasal dari soda, teh, dan kopi.

Menurut studi yang dimuat jurnal Pediatrics tersebut, tingkat rata-rata konsumsi kafein pada anak-anak di Negeri Paman Sam tak banyak berubah dalam satu dekade terakhir.  Kebiasaan minum soda semakin menurun, sedangkan konsumsi minuman energi cenderung meningkat.

Data penelitian itu juga menyatakan, anak-anak prasekolah mengonsumsi kafein dalam kadar yang rendah atau setara setengah kaleng soda. Secara keseluruhan, konsumsi kafein pada anak-anak di abwah usia 11 tahun mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. 

Laporan ini merupakan hasil investigasi pertama untuk mengetahui kecenderungan konsumsi kafein pada anak dan remaja. Hal ini pun merupakan bagian dari upaya Food and Drug Administration (FDA) mengkaji keamanan kandungan kafein pada makanan dan minuman khususnya pada anak dan remaja.

Pada pengumuman yang dimuat dalam edisi online, FDA menyatakan kandungan kafein bisa terdapat pada berbagai  jenis makanan seperti permen karet, marshmallow, dan jelly bean.

Laporan FDA ini juga merupakan respons atas laporan sejumlah kasus kematian atau perawatan di rumah sakit usai mengkonsumsi minuman berenergi atau minuman berkafein. Sejauh ini, belum ada bukti kalau minuman berkafein merupakan penyebab kasus tersebut.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk melarang konsumsi kafein pada anak dan remaja. Hal ini dikarenakan adanya efek merugikan akibat konsumsi kafein, misalnya peningkatan detak jantung, tekanan darah, memperburuk gangguan kecemasan  serta efek jangka panjang lainnya.

Apalagi menurut Ketua Komite Nutrisi AAP , Stephen Daniels, kafein tidak memiliki kandungan nutrisi. Selain itu, tidak ada data berapa asupan kafein yang aman untuk anak. Sehingga, orangtua harus tegas membatasi asupan kafein anaknya.

Asupan kafein per hari

Dalam riset ini, peneliti menganalisa hasil survei kesehatan 1999-2010 melibatkan 22 ribu responden usia 2-22 tahun. Pada survei tersebut anak atau  orangtuanya menjawab pertanyaan seputar apa yang mereka makan dan minum sehari sebelumnya. Pertanyaan ini merupakan metode umum umtuk mengetahui pola makan masyarakat Amerika.

Hasilnya pada 2010, asupan kafein pada anak usia 19-22 tahun sebanyak10 persen berasal dari minuman energi. Pada anak usia 17-18 tahun, konsumsi minuman berenergi menjadi 2 persen, dan 3 persen di usia 12-16 tahun.

Pada usia lebih muda, tidak ditemukan asupan kafein yang berasal dari minuman berenergi. Anak usia pra-sekolah mengkonsumsi kafein dalam produk makanan dan minuman.

Menurut ahli statistik kesehatan dari CDC, Amy Branum, rata-rata asupan kafein per hari dalam penelitian tersebut adalah 60-70 miligram, atau setara secangkir kopi (180 ml) atau 2 kaleng soda.  Untuk anak yang paling kecil, jumlah asupannya di bawah 60-70 miligram.

Tingkat rata-rata konsumsi minuman energi dalam penelitian tampak meningkat. Walau minuman energi tidak menjadi sumber kafein terbesar, tetapi dan hal ini perlu diwaspadai.

Soda menjadi sumber kafein terbesar pada anak dan remaja. Pada anak usia lebih dari 5 tahun, soda menjadi sumber kedua terbesar setelah teh. Asupan soda makin menurun pada semua umur akibat beberapa sekolah berhenti menjual soft drink bergula karena kepedulian pada obesitas.

Menurut American Beverage Association, kefein ditambahkan dalam batas aman pada minuman sebagai penguat rasa. Penambahan ini sudah berlangsung lebih dari 100 tahun pada berbagai produk, antara lain soft drink dan minuman energi. “Kafein dalam kopi dan minuman energi dapat menimbulkan rasa senang dan waspada,” ungkap asosiasi produsen minuman tersebut dalam situsnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau