Meskipun terdengar sepele, namun diare pada anak-anak merupakan masalah yang serius. Sehingga bila si kecil mengalaminya lebih dari sehari, apalagi diseritai demam, orangtua perlu mencari pertolongan dari tenaga medis.
Menurut dokter dari situs Tanyadok, Gregorius Bimantoro, saat diare satu hingga dua hari saja, anak-anak, khususnya usia balita, sangat mudah mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Padahal kekurangan caran bisa berdampak pada terganggunya fungsi tubuh.
"Diare jika dibiarkan terlalu lama bisa berakibat fatal," kata Bimo, sapaan akrabnya dalam sebuah wawancara di Jakarta, pada Selasa (13/5/2014).
Ia menceritakan, tidak sedikit orangtua yang baru membawa anaknya yang diare ke dokter setelah mengalami diare cukup lama. Biasanya mereka sudah berstatus dehidrasi berat.
"Dalam kondisi begitu, risiko kematian mereka tinggi. Ini karena ketidaktahuan orangtua yang membawa anak mereka saat diare sudah lebih dari dua hari. Bahkan ada yang sampai sepuluh hari dibiarkan," kata Bimo.
Karena itu, ia menyarankan supaya orangtua juga mulai menyadari tanda-tanda anak mereka mengalami dehidrasi. Tanda-tanda fisik yang dapat dideteksi antara lain anak lemas, tidak seaktif biasanya, menangis namun tidak mengeluarkan air mata.
"Bahkan pada bayi, kepalanya bisa teraba cekung karena kekurangan cairan tubuh," tuturnya.
Dilansir dari Kidshealth.org, dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih mudah mengalami dehidrasi, apalagi di saat kondisi-kondisi tertentu seperti diare, muntah-muntah, atau pun demam. Karena itu, anak-anak perlu mendapat banyak asupan cairan melalui minuman atau makanan mereka. Saat diare, berikan anak larutan gula dan garam untuk mengganti cairan tubuhnya.