Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2014, 15:13 WIB

KOMPAS.com - Serangan jantung di dunia kedokteran dikenal dengan istilah Sindrom Koroner Akut (SKA). Ini terjadi akibat adanya pembuluh darah koroner yang mengalami sumbatan. Sumbatannya bisa bersifat parsial atau pun total.

Keluhan khas SKA
- Nyeri dada yang sifatnya terasa berat atau seperti tertimpa beban berat.
- Nyeri yang menjalar ke bahu, leher, atau lengan.
- Disertai dengan pusing berputar, berkeringat dingin, atau mual.
- Disertai sesak napas.

Pertolongan pertama
1. Jika pasien sadar, posisikan pasien pada posisi beristirahat yang paling nyaman. Jika pasien memiliki obat-obatan untuk problem jantung koroner dan masih dapat menelan, bantu pasien untuk mengonsumsinya. Kemudian, segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat atau hubungi layanan gawat darurat.

Baca juga: Dedi Mulyadi Temukan Sungai Dibeton Jadi Ruko: Giliran Banjir Nyalahin Gubernur

2. Jika pasien menjadi tidak sadar setelah mengeluh nyeri dada, baringkan pasien di tempat yang datar dan aman. Segera hubungi layanan gawat darurat atau bawa segera pasien ke rumah sakit.

3. Jika Anda terlatih melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD), setelah memastikan pasien tidak sadar dan memanggil bantuan dengan menghubungi layanan gawat darurat, Anda dapat melakukan Resusistasi Jantung Paru (RJP) atau pun menggunakan AED (Automated External Defibrillator) pada pasien.

Data menunjukkan, tertundanya RJP dan pemberian defibrilasi dini pada pasien dengan sindrom koroner akut yang sudah tidak sadar, akan meningkatkan risiko kematian.

Baca juga: 20 Pemain Timnas Indonesia Tiba di Sydney Hari Ini, Siap Lawan Australia

Sebelum membawa pasien ke IGD, lakukan langkah pertolongan yang sudah dijelaskan, berikan rasa nyaman pada pasien dan pastikan pasien tidak ditinggalkan sendirian.

Mencegah SKA:
- Gaya hidup sehat
Menerapkan gaya hidup sedat dengan makanan bergizi seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.

- Deteksi dini
Melakukan deteksi dini terhadap faktor risiko sindrom koroner akut, yaitu diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi melalui medical check up secara berkala yang dilanjutkan dengan upaya mengendalikannya melalui perubahan gaya hidup maupun penggunaan obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter.

- Berhenti merokok
Perokok memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami sindrom koroner akut. Data penelitian menunjukkan, angka kejadian serangan jantung meningkat 6 kali lipat pada wanita dan 3 kali lipat pada pria yang merokok 20 batang perhari, bila dibandingkan dengan subjek yang tidak merokok.

Berhenti merokok juga telah terbukti memperbaiki hasil akhir dari pasien yang mengalami sindrom koroner akut, baik terkait kematian maupun terjadinya serangan ulangan. (Nova/Hasto Prianggoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Apa yang Perlu Ditakutkan dari Revisi UU TNI?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau