Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedong Bayi Bisa Sebabkan Gangguan pada Kaki dan Panggul

Kompas.com - 10/09/2015, 19:01 WIB

KOMPAS.com - Membedong bayi umum dilakukan para orangtua di Tanah Air. Namun, amankah membedong bayi itu? Benarkah membedong bayi sebabkan masalah panggul?

 

Membedong dapat meningkatkan risiko bayi mengalami masalah di area panggul di kelak kemudian hari, karena memebedong bayi mencegah persendian di panggul berkembang normal. Ini terjadi bila membedong dilakukan kelewat ketat.

 

Masalah yang dikhawatirkan salah satunya DDH (Developmental Dysplasia of the Hip). Demikian menurut Prof. Nicholas Clarke dari University Hospital Southampton, seperti dikutip Telegraph. Gangguan akibat membedong bayi ini bisa berakibat si anak pada usia tengah baya nanti, lebih berisiko mengalami osteoarthritis atau perlu penanganan medis untuk area panggul.

 

Prof. Clarke tidak melarang tindakan bedong sama sekali. Jalan amannya, Ia menyarankan agar membedong bayi tidak terlalu kencang, sehingga kedua kaki bayi dan juga tangan masih bisa bergerak dan ditekuk.

 

Kebiasaan membedong bayi rupanya tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara barat. Para tahun 2010 dan 2011 di Inggris permintaan kain bedong meningkat 61 persen. Di Amerika Utara, sembilan dari sepuluh bayi pada usia enam bulan pertama juga dibedong.

 

Saat Pangeran William dan Kate Middleton "memamerkan" Pangeran George yang dibedong, pada Agustus lalu, kain bedong bermerek seperti yang digunakan George dilaporkan habis terjual dalam empat jam.

 

Teknik membedong bayi populer karena dipercaya dapat menenangkan bayi dan membuatnya tidur tenang, juga mencegah bayi sering menangis dan mengalami kolik. Namun sejumlah studi mengungkapkan, membedong bayi justru membuat kedua kaki anak menjadi tidak lurus sejajar.

 

Studi lain pada tikus menemukan bahwa membedong bayi sejak lahir akan menyebabkan panggul mengalami dislokasi, dimana kondisi itu akan bertambah berat seiring lamanya bayi dibedong. Angka dislokasi panggul di Jepang menurun hingga separuhnya, setelah dilakukan program edukasi kepada para nenek agar tidak membedong cucunya.

 

DDH, tambah Prof. Clarke, merupakan kelainan bawaan yang biasa terjadi dan seringkali dapat pulih secara alami, tetapi pembedongan akibat membedong bayi dapat memperlambat proses pemulihan tersebut.

 

Supaya perkembangan persendian di panggul berlangsung secara sehat, kaki harus dapat bebas ditekuk di area paha. Oleh karena itu beberapa ahli, seperti Dr. Alastair Sutcliffe, ahli anak di University College London, dan Andreas Roposch, konsultan bedah ortopedi di Great Ormond Street Hospital menyarankan supaya bayi sebaiknya tidak dibedong.

 

Kalaupun mau membedong bayi, jangan terlalu kencang mengikat kaki dan tangan si kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com