KOMPAS.com - Pernah mendengar komentar “anak sulung biasanya lebih mandiri” atau “anak bontot pasti manja”? Perbedaan urutan kelahiran, nyatanya masih sering digunakan dalam menilai kepribadian seseorang.
Teori psikologi lama pun pernah menyatakan, bahwa anak sulung merupakan yang istimewa namun dibebani dengan tanggung jawab, anak tengah adalah pencari perhatian yang berjuang untuk menemukan identitas diri, sedang anak bontot adalah “bayi” yang bermandikan kasih sayang. Namun bila Anda termasuk yang tidak setuju dengan anggapan ini, studi terbaru pun berkata demikian.
Julia Rohrer dan rekan-rekan peneliti yang merupakan mahasiswa pascasarjana dari University of Leipzig di Jerman mencoba mencari kebenaran dari teori lama tersebut. Mereka mengkaji data milik 20 ribu orang dewasa di Amerika Serikat, Inggris, serta Jerman untuk mendapat sebuah kesimpulan baru.
Data tersebut berisi ulasan kepribadian dan kecerdasan yang telah dilakukan oleh lembaga survei nasional di masing-masing negara.
“Hasilnya, urutan kelahiran tidak memengaruhi salah satu dari lima besar ciri-ciri kepribadian seseorang, yaitu kestabilan emosi, keramahan, kesadaran, pergaulan, serta keterbukaan terhadap pengalaman baru,” ungkap Rohrer.
Ia melanjutkan, sebagian besar anak sulung memang mendapati skor lebih tinggi dalam kecerdasan, namun hal tersebut bukan disebabkan karena urutan lahir, melainkan interaksi sosial dalam keluarga. Anak sulung biasa diperlakukan sebagai “guru” bagi adik-adiknya, diajarkan untuk melakukan, mengatakan, atau menjelaskan sesuatu dengan benar, sehingga mendorong intelejensi mereka.
Sehingga, sikap keluargalah yang akhirnya membuat kepribadian seseorang terbentuk. Dengan kata lain, dengan didikan yang sama, bukan tidak mungkin anak bontot tumbuh lebih mandiri ketimbang saudara tertuanya.
Selain itu, Rohrer juga menjelaskan bahwa perbedaan usialah yang membuat kepribadian anak sulung dan anak bontot cenderung berbeda. Misalnya, anak sulung yang sudah berusia 28 tahun akan bersikap lebih dewasa ketimbang adiknya yang baru berusia 20 tahun.
“Pertanyaan yang relevan untuk perbedaan urutan kelahiran bukanlah “mengapa adik lebih manja?” melainkan “apakah sang adik akan sedewasa sang kakak saat usianya 28 tahun?” lanjut Rohrer.
Menanggapi penelitian ini, Frank Sulloway, profesor psikologi di University of California yang lebih dulu terjun dalam urutan kelahiran dan kepribadian berkata, “Apa yang mencolok dari penelitian ini adalah bahwa mereka sangat bertentangan dengan penelitian-penelitian besar sebelumnya yang mengatakan bahwa urutan kelahiran, walau sedikit, tidak memiliki pengaruh dalam kepribadian seseorang.”
Namun Toni Falbo, profesor psikologi dari University of Texas memberi pujian terhadap hasil penemuan baru milik Rohrer dan rekan-rekannya. Menurutnya, teori urutan kelahiran akan terus menjadi pembahasan sebab manusia hidup di tengah-tengah saudara. Sehingga, pembahasan tentang urutan lahir akan terus menjadi topik penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.