KOMPAS.com - Para peneliti menemukan, rata-rata anak-anak dan remaja yang kerap mengunjungi klinik sakit kepala untuk mendapatkan pengobatan migrain, cenderung memiliki terlalu sedikit asupan vitamin D, riboflavin (vitamin B), dan koenzim Q10 (CoQ10), vitamin yang digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi dalam sel.
Studi ini menemukan bahwa 42 persen dari anak-anak dengan migrain memiliki kadar riboflavin di bawah normal, di mana mereka tidak mengasup jumlah yang dianjurkan.
Sebanyak 71 persen dari anak-anak dengan migrain juga memiliki tingkat CoQ10 di bawah jumlah yang disarankan, dan 91 persen memiliki kadar vitamin D yang berada di bawah ambang batas.
Penemuan yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah tahunan American Headache Society di San Diego ini menunjukkan, bahwa kekurangan vitamin pada anak-anak dan remaja dapat menjadi salah satu penyebab migrain, dan menunjukkan bahwa kekurangan vitamin dapat berkontribusi pada sakit kepala, kata Dr Andrew Hershey, seorang ahli saraf pediatrik dan direktur pusat sakit kepala di Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center.
Anak-anak dengan migrain yang ditemukan kekurangan vitamin dapat segera mengasup makanan sehat dan mengonsumsi suplemen vitamin yang dianjurkan dokter, kata Hershey.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan database 7.800 pasien anak-anak, remaja dan dewasa muda yang telah mengembangkan migrain.
Sebelum anak-anak mendapatkan resep obat atau suplemen untuk meredakan migrain, mereka telah menjalani tes darah untuk memeriksa kadar mereka vitamin D, riboflavin (vitamin B2), folat, dan koenzim Q10.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.