KOMPAS.com - Membakar lebih banyak kalori, menurunkan berat badan lebih cepat, membersihkan tubuh dengan mengeluarkan keringat lebih banyak, dan mengurangi risiko cedera dengan melonggarkan otot, adalah banyak teori mengapa kelas yoga panas atau hot yoga dinilai lebih sehat ketimbang olahraga yang dilakukan di ruangan biasa. Sayangnya, tak semua bisa menikmati olahraga ini.
Suhu panas dalam hot yoga bisa bervariasi dari kelas ke kelas. Kelembaban dan ventilasi juga berbeda, sehingga membuat perbedaan besar pada kemampuan seseorang untuk mengambil manfaat dari kelas yoga panas, para ahli mengatakan.
Karena itulah, untuk beberapa kondisi kesehatan, para ahli merekomendasikan untuk berbicara dengan instruktur atau bahkan dokter.
"Beberapa orang dengan masalah jantung dan paru-paru, disarankan menghindari kelas yoga panas. Begitu juga dengan wanita hamil, harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mengambil kelas yoga panas untuk menyadari risiko yang sangat nyata dari dehidrasi dan kepanasan", kata Dr Jason Zaremski, asisten profesor di University of Florida College of departemen Kedokteran ortopedi dan rehabilitasi.
"Suhu yang panas bisa membuat ibu hamil kekurangan asupan oksigen, yang akhirnya membuat janin juga kekurangan oksigen, sehingga memicu kondisi gawat janin. Termasuk kondisi dehidrasi akibat banyaknya keringat yang keluar," katanya.
“Suhu panas juga membuat tubuh merasa lelah lebih cepat, sehingga dapat memengaruhi postur tubuh dan mengubah kemampuan tubuh untuk mengontrol otot-otot dan gerakan, yang kemudian dapat meningkatkan risiko cedera.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.