KOMPAS.com - Faktor risiko rendahnya kesehatan seperti kurangnya aktivitas fisik, gizi buruk dan merokok dinilai lebih tinggi pada orang dengan pendidikan rendah, ahli kesehatan mengklaim.
Temuan yang diterbitkan dalam International Journal for Equity in Health juga menyebutkan, orang-orang tanpa kualifikasi pendidikan, memiliki risiko dua kali lipat terkena serangan jantung (150 persen) ketimbang orang-orang yang mencapai pendidikan universitas.
Risiko tersebut sekitar dua pertiga (70 persen) lebih tinggi pada mereka yang memiliki pendidikan sertifikasi dan diploma. Penelitian ini menggolongkan tingkat pendidikan itu sebagai pendidikan "perantara".
Dilakukan oleh Sax Institute, penelitian ini melibatkan 267.153 pria dan wanita di New South Wales, Australia, dengan usia di atas 45 tahun.
Peneliti menyelidiki hubungan antara pendidikan dan penyakit jantung, seperti serangan jantung atau stroke, dalam kurun waktu 5 tahun.
Penelitian juga menunjukkan, orang dewasa setengah baya yang tidak menyelesaikan sekolah tinggi, 50 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang menyelesaikan gelar universitas.
Penulis utama dan Research Fellow di Universitas Nasional Australia, Rosemary Korda, mengatakan ada perbedaan jelas dalam data kesehatan antara kelompok pendidikan tingkat rendah, menengah dan tinggi terhadap tingkat serangan jantung atau stroke.
Klinis Associate Professor David Sullivan dari University of Sydney, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, tingkat pendidikan tinggi memungkinkan seseorang memiliki informasi lebih memadai tentang penyakit yang menyebabkan banyak kematian dan cacat di masyarakat, itu sangat membantu.
Profesor Ajun Kedokteran dan Chief Medical Advisor di Heart Foundation, Garry Jennings, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, "Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik untuk membangun kesadaran lebih dalam, tentang bahaya merokok dan berbagai risiko lain kesehatan lain yang dapat dihindari," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.