KOMPAS.com- Transformasi tubuh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi sorotan netizen setelah ia mengunggah keberhasilan program diet yang dijalaninya.
Lewat unggahan di akun Instagramnya, Menteri Retno mengungkapkan bahwa dirinya melakukan olahraga rutin serta menerapkan pola diet tanpa karbohidrat, minyak dan gula.
Berbicara mengenai diet tanpa karbohdirat, pola diet tersebut memang populer dan diklaim ampuh untuk menurunkan berat badan.
Mereka yang menjalani diet tanpa karbohidrat biasanya mengganti asupan karbohidrat dengan protein atau lemak untuk membantu merasa kenyang.
Pola diet ini juga menerapkan konsumsi kalori yang lebih sedikit sehingga mendorong penurunan berat badan.
Meski demikian, tak sedikit pula orang yang mencoba pola diet ini namun tak mendapatkan berat badan yang diinginkannya.
Untuk mendapatkan tubuh ideal, mengurangi asupan karbohidrat saja tidak cukup. Berikut lima kaesalahan dalam diet rendah kabohidrat yang kerap dilakukan banyak orang:
1. Kurang mengonsumsi kalori
Mengurangi asupan kalori memang membantu menurunkan berat badan. Namun, kita tidak boleh serta merta menghentkan asupan kalori demi memicu metabolisme tubuh.
Ketika kita mengurangi atau menghindari asupan karbohidrat, kita justru membuat kesalahan dengan mengurangi asupan kalori secara drastis.
Menurut ahli diet Jim White, hal ini menyebabkan kita kekurangan banyak kalori yang akhirnya memperlambat metaboluisme dan energi.
"Metabolisme yang lambat dan energi yang berkurang sangat memberi dampak buruk pada kesehatan," ucap Jim White dilansir dari Mayo clinic.
Oleh karena itu, sebaiknya kita bicarakan dengan dokter untuk mengetahui kebutuhan kalori harian kita.
Biasanya, dalam sehari manusia harus mengonsumsi 1.200 hingga 1800 kalori, tergantung pada tingkat aktivitasnya.
2. Mengabaikan "alarm" tubuh
Salah satu manfaat untuk menurunkan berat badan adalah mendapatkan lebih banyak energi.
Namun, saat kita menghindari asupan karbohidrat justru menguras cadangan energi kita akan berkurang karena karbohidrat adalah sumber energi utama.
"Faktanya, sebagian besar bahan bakar otak berasal dari glukosa. Tanpa karbohidrat, kita dapat merasa rendah energi, pusing, bingung, dan mudah tersinggung," ucap White.
Jika kita mulai merasa lelah atau sangat lapar setelah mengurangi atau menghindari asupan karbohidrat, penting untuk mendengarkan "alarm" tubuh kita.
Nah, agar kesehatan kita lebih terjaga, sebaiknya kita mengonsumsi lebih banyak serat dan karbohidrat rendah glisemik untuk energi tubuh seperti ubi jalar atau oatmeal.
3. Memiliki aktivitas tinggi
Karbohidrat sangat diperlukan untuk energi, terutama bagi orang-orang yang memiliki aktivitas tinggi.
Jadi, mengurangi asupan karbohidrat hanya akan menguras cadangan energi dan membuat tubuh mudah lelah.
Mereka yang memiliki aktivitas tinggi sangat membutuhkan asupan karbohidrat yang baik untuk memberi tenaga dan menjaga energi mereka tetap stabil.
"Saya tidak akan merekomendasikan atlet atau siapa pun yang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi untuk melakukan diet rendah karbohidrat," jelas White.
4. Mengonsumsi protein terlalu banyak
Protein adalah makronutrien yang sangat penting bagi tubuh kita. Protein juga bisa meningkatkan rasa kenyang dan mendorong pembakaran lemak lebih tinggi.
Sayangnya, mereka yang menerapkan diet rendah karbohidrat biasanya terlalu banyak mengonsumsi protein hewani.
Padahal, protein yang berlebihan akan membuat beberapa asam amino akan berubah menjadi glukosa melalui proses yang disebut glukoneogenesis.
Hal ini akan mencegah tubuh mengalami proses ketosis yang sangat penting dalam menurunkan berat badan.
Menurut beberapa ilmuwan, diet rendah karbohidrat yang diformulasikan dengan baik harus tinggi lemak dan protein sedang.
Demi mencapai tubuh ideal, sebaiknya kita mengonsumsi 50 hingga 175 gram protein setiap harinya.
https://health.kompas.com/read/2019/12/10/150639668/ingin-sukses-diet-karbo-seperti-menteri-retno-hindari-4-kesalahan-ini