Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makin Canggih, Apa Saja Jenis Operasi untuk Pasien Kanker?

KOMPAS.com - Operasi adalah salah satu metode pengobatan kanker. Prosedur ini dilakukan oleh seorang ahli onkologi bedah untuk mengangkat tumor ganas agar tidak menyebar pada sel lainnya dan tumbuh tumor baru.

Teknik pengobatan ini merupakan jenis perawatan kanker paling lama dan masih efektif untuk sebagian besar jenis kanker.

Ada banyak jenis operasi kanker yang umum dilakukan dalam dunia medis. melansir Mayo Clinic, berikut jenis-jenis operasi kanker:

1. Cryosurgery

Operasi ini dilakukan dengan menggunakan bahan yang sangat dingin, seperti semprotan nitrogen cair atau probe dingin.

Tujuannya adalah untuk membekukan dan menghancurkan sel-sel kanker atau sel-sel yang mungkin menjadi kanker, seperti sel-sel tidak teratur di leher rahim yang bisa menjadi kanker serviks.

2. Bedah Listrik

Teknik operasi ini dilakukan dengan menerapkan arus listrik frekuensi tinggi utnuk membunuh sel kanker.

3. Operasi laser

Metode ini dilakukan dengan menggunakan sinar cahaya intensitas tinggi untuk mengecilkan atau menguapkan sel-sel kanker.

4. Bedah Mohs

Berguna untuk menghilangkan kanker dari area sensitif tertentu pada kulit, seperti di dekat mata. Metode ini juga digunakan untuk menilai perkembangan sel kanker.

Jenis operasi ini melibatkan pengangkatan kanker secara hati-hati dan lapis demi lapis dengan pisau bedah.

Setelah mengeluarkan lapisan, dokter akan mengevaluasinya di bawah mikroskop dan kembali melanjutkan prosedur pengangkatan sampai semua sel abnormal terangkan dan jaringan di sekitarnya tidak menunjukkan bukti kanker.

5. Bedah laparoskopi

Operasi dilakukan dengan menggunakan laparoskop untuk melihat bagian dalam tubuh tanpa membuat sayatan besar.

Sebagai gantinya, beberapa sayatan kecil dibuat dan kamera kecil dan alat bedah dimasukkan ke dalam tubuh.

Setelah itu, dokter bedah mengawasi monitor yang memproyeksikan apa yang dilihat kamera di dalam tubuh pasien.

6. Pembedahan robotik

Dalam pembedahan robotik, ahli bedah duduk jauh dari meja operasi dan menonton layar yang memproyeksikan gambar 3-D dari daerah yang sedang dioperasikan.

Dokter bedah menggunakan kontrol tangan yang memberi tahu robot cara melakukan manuver alat bedah untuk melakukan operasi. Bedah robotik membantu ahli bedah beroperasi di daerah yang sulit dijangkau.

7. Endoskopi transluminal orifisum alami

Jensi operasi ini merupakan teknik bedah eksperimental di mana operasi abdominal tanpa memotong kulit.

Sebagai gantinya, operasi dapat dilakukan dengan endoskopi yang melewati lubang tubuh alami, seperti mulut, dubur atau vagina.

Risiko

Meskipun sains dan teknologi medis telah membuat operasi sebagai pilihan perawatan yang aman dan andal, selalu ada potensi risiko dan efek samping.

Risiko bisa terjadi selama masa operasi atau setelah operasi. Risiko selama masa operasi bisa berupa terjadinya kerusakan organ-organ dalam tubuh,
kehilangan darah dan reaksi penolakan obat.

Sementara itu, risiko yang bisa terjadi setelah masa operasi antara lain:

  • Rasa sakit atau tidak nyaman. Hal ini bisa diatasi dengan obat-obatan dan bantuan tim perawatan kanker.
  • Infeksi
  • Penyakit lain, seperti pneumonia
  • Kehilangan atau penggupalan darah

Oleh karena itu, sebelum menjalani prosedur operasi kita harus mendiskusikannya dengan dokter dan memikirkan dengan baik kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

https://health.kompas.com/read/2020/01/08/130000368/makin-canggih-apa-saja-jenis-operasi-untuk-pasien-kanker-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke