Demam sebenarnya bukan penyakit, melainkan gejala dan tanda dari suatu penyakit.
Melansir buku Mengenal Demam dan Perawatannya pada Anak (2015) oleh Lusia, demam terjadi saat hasil pengukuran suhu tubuh melebihi 37,2 derajat Celcius.
Demam dapat terjadi bila pembentukan panas dalam tubuh melebihi pengeluaran panas dari tubuh.
Pemicunya bisa beragam hal. Salah satunya karena infeksi seperti virus dengue.
DBD disebabkan infeksi virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti betina atau Aedes albopictus.
Demam pelana kuda
Sepintas, demam pada DBD tidak ada bedanya dengan demam biasa.
Demam DBD bahkan awalnya mirip dengan demam pada penyakit flu, tifus, cacar air, atau campak.
Melansir buku Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah (2007) oleh Dr. Handrawan Nadesul, demam DBD punya ciri spesifik.
Demam pasien DBD saat diamati, grafik suhu tubuhnya menyerupai pelana kuda. Oleh karena itu demam DBD kerap disebut demam pelana kuda.
Setelah pasien mengalami demam selama tiga hari, kenaikan suhu tubuh mereda dengan sendirinya pada hari keempat sampai hari kelima.
Demam DBD yang reda tersebut terkadang dengan atau tanpa pemberian obat.
Nyeri ulu hati
Selain demam pelana kuda, demam DBD kerap diikuti gejala DBD lain yakni timbul rasa nyeri di sekitar ulu hati.
Terkadang, sejumlah pasien mengeluhkan nyeri ulu hati hebat.
Lokasi nyeri ulu hati pasien DBD, tepatnya berada di area sepertiga antara ulu hati dengan pusar.
Jika area itu ditekan dengan jari, rasa nyeri yang dirasakan penderita DBD kian kentara.
Rasa nyeri di sekitar ulu hati pada pasien DBD bisa dijadikan petunjuk kemungkinan akan mengalami syok.
Kapan perlu curiga demam DBD
Jika ada yang mengalami demam pelana kuda dan merasakan nyeri di sekitar ulu hati, ada baiknya Anda meningkatkan kewaspadaan. Terutama saat:
Saat beberapa tanda di atas beserta gejala DBD lainnya sudah tampak, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat.
https://health.kompas.com/read/2020/01/28/073100668/ini-beda-demam-berdarah-dbd-dengan-demam-biasa