KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona jenis baru seperti saat ini, banyak orang mulai merasa stres.
Padahal, stres dapat memengaruhi sistem imunitas tubuh manusia. Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi.
Akibatnya, tubuh mengalami peradangan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, stres juga dapat menurunkan kadar limfosit atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi.
Semakin rendah tingkat limfosit, semakin tinggi risiko kita terkena virus. Banyaknya informasi simpang siur mengenai penyebaran Covid-19 akan semakin mengundang ketakutan dan kecemasan.
Apalagi, himbauan untuk melakukan social distancing dan bekerja dari rumah demi mencegah penyebaran virus juga turut berkontribusi pada stres.
Untuk mengatasi hal ini, kita perlu melakukan manajemen stres. Lalu, bagaimana melakukan manajemen stres di tengah pandemi virus Corona seperti saat ini?
Melansir laman Cleveland, psikolog klinis Amy Sullivan, memberikan 5 tips manajemen stres di tengah terjadinya pandemi:
1. Olahraga teratur
Olahraga membantu melepaskan hormon endorfin yang mendorong perasaan bahagia dan meningkatkan suasana hati.
Namun, berada di tempat umum seperti gym memang tidak dianjurkan di situasi seperti saat ini.
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk melakukan social distancing yang membuat kita tak mungkin melakukan olahraga secara berkelompok.
Namun, kita masih bisa melakukan olahraga seorang diri di dalam Kita bisa melakukan oga atau peregangan untuk melatih tubuh dan menenangkan pikiran.
2. Terapkan diet sehat
Stres dapat membuat keinginan untuk mengonsumsi makanan tak sehat menjadi meningkat. Tentunya, hal ini akan semakin memperburuk suasana hati kita.
Untuk menghindari hal ini, kita bisa camilan sehat sehingga nutrisi tubuh tetap terjaga.
"Membantu mengatur gula darah akan membuat tubuh dan emosi menjadi lebih stabil," tambah Sulivan.
3. Batasi akses media
Selalu mendapatkan informasi yang akurat di tengah situasi genting memang sangat penting. Namun, terlalu banyak informasi yang kita terima juga bisa menyebabkan kecemasan.
Oleh karena itu, kita perlu membatasi paparan media. Kita bisa mengambil jeda untuk mengistirahatkan fisik dan pikiran dengan membaca buku yang menghibur atau bermain bersama anak.
4. Tetap terhubung dengan orang lain
Tetap terhubung dengan orang lain adalah kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial.
“Ketakutan dan isolasi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan. Kita perlu membuat titik untuk terhubung dengan orang lain secara teratur," ucap Sulivan.
Agar tetap terhubung dengan orang lain, kita bisa memanfaatkan layanan telepon atau video call.
Dengan teknologi tersebut, kita bisa tetap berbincang-bincang dengan keluarga dan teman untuk mengusir rasa bosan dan jenuh.
5. Tidur yang cukup
Kurang tidur akan membuat diri kita semakin merasa stres. Oleh karena itu, pastikan pola tidur terjaga dengan baik untuk membantu kita agar tetap fokus pada pekerjaan dan emosi tetap stabil di tengah situasi genting.
Sulivan juga menyarankan agar kita menghindari alkohol, kafein, dan nikotin mendekati jam tidur agar kita bisa mendapatkan istirahat malam yang maksimal.
Selain itu, kita juga bisa berendam air hangat atau mengonsumsi teh herbal bebas kafein sebelum tidur agar rileks.
Tetap tenang da fokus adalah kunci oenting di tengah merebaknya virus seperti saat ini.
Jika kita tidak bisa mengelola stres dan kecemasan seorang diri, kita bisa meminta bantuan ahli jiwa lewat layanan telepon atau video call.
https://health.kompas.com/read/2020/03/20/180000668/5-cara-mengelola-stres-di-tengah-pandemi-corona