Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Berbagai Masalah Tidur pada Orang Dewasa

KOMPAS.com – Pola tidur pada usia remaja dan dewasa jelas berbeda dengan anak-anak.

Pada usia 13-28 tahun, terjadi perubahan-perubahan hormonal yang terjadi di masa pubertas.

Pada masa ini, remaja dan orang dewasa mengalami pergeseran irama sirkadian sehingga jam tidur pun bergeser.

Secara umum kebutuhan tidur orang dewasa muda berkisar 8,5-9,25 jam per hari.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, orang dewasa muda memiliki cara tersendiri dalam mengatur pola tidurnya.

Tapi yang terjadi, pola tidur orang dewasa muda biasanya berubah-ubah alias tidak menentu.

Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21.00 atau 22.00, orang dewasa muda justru bersemangat untuk bekerja, belajar, atau mencari hiburan.

Rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam, yakni pada pukul 00.00-01.00. Bahkan ada yang tidak tidur hingga pagi hari.

Kebanyakan orang dewasa telah membentuk pola tidurnya

Praktisi Kesehatan Tidur, Dr. Andreas Prasdja, RPSGT dalam bukunya Ayo Bangun! (2009), menjelaskan di usia dewasa, kebanyakan orang telah membentuk pola tidurnya sendiri.

Pola tidur tersebut sangat terkait dengan aktivitas kerja, baik di tempat kerja atau d lapangan.

Pola tidur orang kantoran yang harus bekerja pagi pasti berbeda dengan pola tidur artis kebanyakan.

Bagi pekerja kantoran, mereka haris terjadi pada pagi hari, jarang atau bahkan tidak pernah tidur siang karena beban kerja, dan tidur malam rata-rata mulai pukul 23.00 WIB.

Bagi orang kantoran atau anak kuliahan, mereka harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan diri ke kantor atau ke kampus.

Itu lah sebabnya orang dewasa muda kerap mengalami banyak kekurangan tidur.

Tak heran jika banyak di antara mereka yang tertidur di kelas atau terkantuk-kantuk di kantor atau di kampus.

Sementara, di akhir pekan, para orang dewasa muda ini banyak yang tidur hingga siang hari.

Istilahnya, mereka tengah “balas dendam”. Hutang tidur yang dibiarkan menumpuk sepanjang minggu akibat kerja, dibayarkan dalam satu hari di akhir pekan.

Cara membayar hutang tidur tersebut diketahui banyak dilakukan oleh para karyawan swasta yang aktivitasnya sangat padat sepanjang minggu.

Istilah yang sering digunakan, kerja “berangkat subuh, pulang malam”. Waktu untuk tidur normalpun kurang dari 6 jam per hari.

Jika kebutuhan tidur orang dewasa 8 jam/hari, maka ada 2 jam hutang tidur per hari. Artinya, dalam seminggu (5 hari kerja), ada 10 jam hutang tidur. Hutang inilah yang dibayar pada akhir pekan.

Pola tidur tersebut berbeda dengan orang dewasa lain yang banyak beraktivitas pada malam hari, seperti artis, satpam, atau sopir taksi.

Pekerjaan yang dikerjakan pada malam hari menyebabkan mereka tidur pagi hingga siang hari.

Sementara, pada siang hingga malam atau bahkan dini hari, mereka bekerja kembali. Setelah bekerja, mereka akan tidur lagi hingga siang, dan seterusnya.

Pola tidur mereka mirip “kelelawar”. Namun, gaya hidup yang salah apalagi dengan tekanan kerja sehari-hari, membuat mereka mereka rentan terserang insomnia dan berbagai gangguan tidur lainnya.

Padahal kekurangan tidur ini dapat merugikan tubuh.

Risiko kekurangan tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan penurunkan daya tahan tubuh.

Selain itu, kurang tidur juga mengakibatkan penurunkan kemampuan mental, kemampuan otak, dan kreativitas untuk menggunakan data hapalan.

Penurunkan kemampuan otak tersebut secara otomatis akan menurunkan produktivitas kerja.

Secara psikologis, seseorang yang kurang tidur cenderung mengalami gangguan stabilitas emosional.

Orang pun akan mudah marah, kecewa, sedih, dan tidak bergairah seperti lemah, letih, lesu.

Pola tidur dipengarugi kebiasaan

Selain pekerjaan, pola tidur orang dewasa juga dipengaruhi oleh kebiasaan.

Umumnya, orang dewasa memiliki kebiasaan menonton TV, nongkrong di cafe usai bekerja, bermain di depan kompuer sebelum tidur, dan lain sebagainya.

Alasan yang sering digunakan, yakni agar mata cepat mengantuk. Padahal kondisi tersebut malah dapat memperburuk keadaan.

ketegangan yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut bisa menyebabkan mata terlalu segar untuk dipejamkan.

Belum lagi, efek cahaya terang yang dapat mengelabui jam biologis yang sebenarnya diciptakan untuk membedakan waktu siang dan malam.

https://health.kompas.com/read/2020/04/28/200200768/mengenal-berbagai-masalah-tidur-pada-orang-dewasa

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke