KOMPAS.com – Kanker esofagus adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada esofagus atau kerongkongan.
Kerongkongan adalah organ berbentuk pipa yang menghubungkan rongga mulut dan lambung dengan panjang kurang lebih 45 cm.
Untuk mencapai lambung, makanan dan minuman, harus melewati esofagus atau kerongkongan tersebut.
Esofagus terletak tepat di belakang saluran pernapasan (trakea) dan di depan tulang belakang.
Melansir Buku Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif) (2017) oleh Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD, kanker esofagus merupakan penyebab kematian keempat tersering di negara berkembang.
Kanker esofagus dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki.
Angka perbandingan kejadian kanker esofagus pada laki-laki dan perempuan bahkan bisa mencapai 4 banding 1.
Gejala kanker esofagus
Sama halnya dengan jenis kanker lainnya, gejala kanker kerongkongan pada umumnya tidak terlihat pada tahap awal perkembangannya.
Seiring berjalannya waktu, gejala kanker esofagus tersebut baru mulai terlihat atau terasa.
Berikut ini beberap kemungkinan gejala kanker esofagus yang perlu diwaspadai:
Kapan harus ke dokter?
Buat janji dengan dokter jika Anda memiliki tanda dan gejala kanker esofagus di atas secara persisten yang mengkhawatirkan Anda.
Jika Anda telah didiagnosis menderita Barrett's esophagus atau barret esofagus, suatu kondisi prakanker yang meningkatkan risiko mengalami kanker kerongkongan.
Tanyakan kepada dokter mengenai tanda dan gejala apa yang harus diperhatikan yang mungkin menandakan bahwa kondisi Anda memburuk.
Penyebab kanker esofagus
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab dari mutasi gen dalam kanker esofagus.
Namun, para ahli meyakini adanya beberapa faktor penting yang turut berperan dalam timbulnya kanker kerongkongan.
Faktor risiko kanker esofagus, di antaranya yakni:
Jenis-jenis stadium kanker esofagus
Setidaknya kanker esofagus dapat dibagi menjadi 5 stadium (0-4) berdasarkan tingkat keparahannya.
1. Stadium 0
Bila ditemukan ada kelainanan tumor pada permukaan esofagus, kelainan itu yakni High Grade Dysplasia (HGD) atau Carcinoma In Situ (CIS).
2. Stadium 1
Terbagi menjadi 1A pertumbuhan kanker esofagus pada submukosa, 1B bila tumor sudah mengenai lapisan otot dinding esofagus.
3. Stadium 2
Terbagi menjadi 2A bila tumor esofagus tumbuh menembus dinding esofagus, 2B atau belum menembus esofagus tetapi sudah mengenai 1-2 limfonodi sekitar esofagus, tanpa penyebaran ke organ lain.
4. Stadium 3
Bila kanker menembus sampai ke pleura, pericardium dan diafragma.
5. Stadium 4
Bila kanker esofagus sudah menyebar jauh ke hati dan paru-paru.
Cara mengobati kanker esofagus
Penatalaksanaan atau pengobatan kanker esofagus bervariasai tergantung stadium kanker.
Berikut beberapa pilihan pengobatan kanker esofagus:
Cara mencegah kanker esofagus
Melansir Mayo Clinic, pada prinsipnya pencegahan kanker esofagus dapat dilakukan dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kanker tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah kanker esofagus:
1. Berhenti merokok
Jika Anda merokok, bicarakan dengan dokter Anda tentang strategi untuk berhenti merokok.
Obat dan konseling tersedia untuk membantu Anda berhenti.
Jika Anda tidak menggunakan tembakau, jangan mulai.
2. Hindari alkohol
Jika Anda memilih untuk minum alkohol, lakukan dalam jumlah sedang.
Namun, akan lebih baik jika Anda menghindarinya.
3. Makan lebih banyak buah dan sayuran
Tambahkan berbagai buah dan sayuran berwarna ke dalam makanan Anda.
Buah dan sayur kaya akan antioksidan untuk melawan kanker.
4. Pertahankan berat badan yang sehat
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk membantu menurunkan berat badan.
Hal ini dikarenakan, obesitas dikairkan erat dengan kondisi lebih sering mengalami kenaikan asam lambung sebagai pemicu kanker esofagus.
https://health.kompas.com/read/2020/07/16/103646168/kanker-esofagus-kerongkongan-gejala-penyebab-dan-cara-mengobati