Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Gejala Gagal Jantung Saat Terjadi Penumpukan Cairan di Paru-paru

KOMPAS.com - Jika Anda mengalami gagal jantung, penting bagi Anda untuk mengetahui jenis gejala apa yang dapat Anda alami.

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung Anda tidak mampu memompa darah dan oksigen secara efektif ke seluruh organ tubuh yang membutuhkan.

Dengan memperhatikan gejala Anda, Anda dapat membantu dokter Anda mengoptimalkan terapi Anda, baik untuk menjaga gejala Anda dan untuk mengurangi kemungkinan Anda mengalami beberapa komplikasi gagal jantung yang lebih serius.

Sebagian besar gejala yang disebabkan oleh gagal jantung setidaknya dapat dibagi menjadi tiga kategori umum. Salah satunya, yakni gejala yang bisa terjadi akibat penumpukan cairan di paru-paru.

Gejala gagal jantung saat terjadi penumpukan cairan di paru-paru

Dilansir dari WebMD, kelebihan atau penumpukan cairan di paru-paru sayangnya sering terjadi pada orang dengan gagal jantung dan merupakan alasan paling sering penderita gagal jantung mengembangkan gejala.

Dengan gagal jantung, pemompaan jantung menjadi kurang efisien dari biasanya.

Untuk mengimbangi kemampuan pemompaan jantung yang berkurang ini, tubuh kemudian berusaha mempertahankan garam dan air.

Akumulasi natrium dan air pada awalnya dapat meningkatkan fungsi jantung, setidaknya sedikit. Tetapi akhirnya, akumulasi cairan menjadi berlebihan dan menyebabkan beberapa jenis gejala.

Berikut ini adalah beberapa gejala gagal jantung saat terjadi penumpukan cairan di paru-paru yang bisa terjadi:

1. Berat badan bertambah

Melansir Very Well Health, retensi garam dan cairan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan dan cepat.

Inilah sebabnya mengapa dokter sangat mungkin akan meminta orang dengan gagal jantung untuk memantau berat badan setiap hari.

Akumulasi kelebihan berat badan yang cepat dapat menjadi tanda penting bahwa gagal jantung lepas kendali dan bahwa penyesuaian perlu dilakukan dalam pengobatan atau pengaturan pola makan.

2. Pembengkakan

Edema atau pembengkakan sering terjadi pada kasus gagal jantung.

Kelebihan cairan cenderung menumpuk di ekstremitas (anggota gerak) bawah, di mana edema pergelangan kaki atau kaki sering teejadi.

Edema ini bisa menjadi sangat terasa dan tidak nyaman.

Selain itu, asites dapat terjadi pada orang yang mengalami gagal jantung sisi kanan. Ini adalah akumulasi cairan di rongga perut dan bisa terasa sangat tidak nyaman.

Asites juga sering disertai dengan masalah lain, termasuk fungsi hati yang tidak normal dan gangguan pencernaan yang parah.

3. Sesak napas saat aktivitas

Melansir Health Line, pada kasus gagal jantung, akumulasi garam dan cairan tubuh dapat menghasilkan peningkatan tekanan di ruang jantung.

Peningkatan tekanan jantung bisa menyebabkan sebagian dari kelebihan cairan itu menumpuk di paru-paru. Akibatnya, terjadi kongesti paru-paru.

Karena kongesti paru-paru sangat umum terjadi pada kasus gagal jantung, Anda mungkin akan sering mendengar istilah "gagal jantung kongestif”.

Kongesti paru-paru ini biasanya menyebabkan kesulitan bernapas yang dapat menghasilkan beberapa gejala berbeda, seperti dispnea atau sesak napas.

Dispnea atau sesak napas dilaporkan sangat sering terjadi pada orang yang mengalami gagal jantung.

Paling sering, dispnea cenderung terjadi saat aktivitas.

Pada seseorang dengan gagal jantung, baik fungsi jantung maupun status akumulasi cairan cenderung meningkat dan menurun seiring waktu.

Ketika perubahan ini terjadi, jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan dispnea akan bervariasi.

Jadi, penderita gagal jantung harus memperhatikan jumlah aktivitas yang dapat mereka lakukan sebelum dispnea terjadi dan melaporkan memburuknya gejala ini ke dokter.

Dispnea saat aktivitas seringkali disertai atau didahului oleh batuk kering.

Kejadian batuk saat aktivitas ini juga bisa menjadi tanda memburuknya kongesti paru.

4. Ortopnea

Kongesti paru akibat gagal jantung juga bisa menyebabkan ortopnea.

Ortopnea adalah dispnea yang terjadi saat berbaring.

Gejala ini juga cenderung bertambah dan berkurang sesuai dengan tingkat keparahan gagal jantung.

Membutuhkan lebih banyak bantal untuk bisa tidur adalah tanda klasik bahwa kongesti paru-paru mungkin telah memburuk.

5. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)

PND adalah dispnea yang terjadi pada malam hari sehingga membuat penderitanya terbangun dari tidurnya.

PND ini merupakan gejala klasik lain dari memburuknya gagal jantung.

Orang dengan PND bangun tiba-tiba dari tidur nyenyak, merasa sangat sesak napas.

6. Bendopnea

Bendopnea bisa juga terjadi sebagai gejala gagal jantung saat sudah terjadi penumpukan cairan di paru-paru.

Bendopnea mengacu pada kondisi sesak nafas yang terjadi saat berbaring ke depan (membungkuk ke depan pada posisi duduk).

7. Edema paru akut

Edema paru akut disebabkan oleh kongesti paru yang tiba-tiba dan cepat yang menghasilkan dispnea dan batuk yang ekstrem.

Edema paru adalah keadaan darurat medis.

Pada orang dengan gagal jantung kronis, kejadian ini sering disebabkan oleh perubahan mendadak pada kondisi jantung, meskipun mungkin juga terjadi pada beberapa orang jika mereka mengonsumsi garam secara berlebihan.

Untuk diperhatikan, gejala gagal jantung yang disebabkan oleh kelebihan atau penumpukan cairan di paru-paru bisa sangat melumpuhkan.

Untungnya, dokter biasanya memiliki beberapa pilihan pengobatan yang efektif untuk mengelola gejala-gejala ini dengan cukup baik.

Jadi, sebaiknya jangan ragu datangi dokter saat Anda mencurigai mengalami gejala gagal jantung agar mendapatkan penanganan terbaik.

https://health.kompas.com/read/2021/09/06/180300368/7-gejala-gagal-jantung-saat-terjadi-penumpukan-cairan-di-paru-paru

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke