KOMPAS.com - Tidak hanya polusi luar ruangan, polusi dalam ruangan (indoor polution) juga dapat mengganggu kesehatan paru-paru.
Saat ini, polusi dalam ruangan memang jarang diperhatikan oleh masyarakat.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR., saat ini masyarakat hanya mengenal polusi luar ruangan yang disebabkan oleh asap kendaraan atau asap yang diproduksi karena aktivitas pabrik.
"Masyarakat taunya polusi berasal dari luar ruangan, seperti dari asap kendaraan, produksi pabrik," kata Agus dalam konferensi pers dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Paru Indonesia, Jumat (24/9) lalu.
Ia menjelaskan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa di dalam ruangan ada polusi yang mungkin bisa muncul.
Polusi di dalam ruangan setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yakni komponen gas dan komponen partikel.
Komponen gas bisa muncul dalam aktivitas masak sehari-hari yang dilakukan di dalam rumah.
Contohnya, pada proses memasak yang menggunakan kayu bakar.
Asap pembakaran yang dihasilkan dapat menjadi sumber polusi dalam ruangan.
Namun, proses memasak menggunakan gas pun dapat menimbulkan polusi dalam ruangan.
Oleh karena itu, Agus mengimbau kepada masyarakat untuk memasak di ruangan dengan ventilasi udara yang baik agar ada pertukaran udara yang cukup baik.
"Harus ada kesadaran dari masyarakat kita apabila memasak harus di ruangan dengan ventilasi yang baik supaya udaranya itu tidak terkontaminasi dalam suatu ruangan tertutup," jelasnya
Selain itu, Agus menjelaskan mengenai sumber polusi dalam ruangan lainnya, yakni particulate matter (PM).
PM adalah jenis polutan berbahaya dalam berbagai ukuran yang dapat mengakibatkan tingginya kematian akibat pajanan polusi udara.
PM dapat diproduksi dari aktivitas pembakaran dalam rumah, salah satunya adalah aktivitas merokok.
Asap rokok pada dasarnya dapat menyebabkan polusi udara dalam ruangan yang berbahaya bagi secondhand smoker dan thirdhand smoker.
Secondhand smoker merupakan perokok pasif yang berada di sekitar perokok. Ia adalah pihak yang langsung menghirup asap rokok.
Sementara itu, thirdhand smoker merupakan perokok yang menghirup residu yang menempel di sekitar ruangan tempat merokok.
Sebagai gambaran, seorang perokok biasa merokok di suatu ruangan tertentu dalam jangka waktu yang berulang-ulang.
Ruangan yang digunakan untuk merokok itu pun akan dipenuhi oleh partikel-partikel beracun hasil pembakaran rokok.
Partikel-partikel tersebut akan menempel di sofa, tembok, korden, dan benda-benda lain di sekitar perokok.
Partikel yang tertinggal tersebut berpotensi untuk terhirup.
"Nah, di ruangan tersebut, itu nempellah partikel-partikel yang ada di ruangan tersebut, seperti di tembok, korden, sofa. Partikel yang menempel tersebut bisa terhirup dan itu adalah indoor air polution," jelasnya.
Di samping PM, polusi udara di dalam ruangan juga dapat disebabkan oleh jamur yang terkadang tidak disadari tumbuh di ruangan tertentu.
Jamur ini bisa muncul karena ruangan tidak dijaga kebersihannya. Biasanya akan muncul di tembok atau AC yang jarang dibersihkan.
Untuk menanggulangi hal ini, sirkulasi udara dalam ruangan pun perlu diperhatikan.
Apabila tidak memungkinkan, Agus menganjurkan untuk menggunakan air purifier. Alat ini sudah terbukti dapat membersihkan udara dalam ruangan dari polusi.
"Kalau tidak ada, maka bisa digunakan air purifier. Alat ini sangat efektif untuk bisa membersihkan udara dalam ruangan dari partikel polusi udara," ungkapnya.
https://health.kompas.com/read/2021/09/26/060000468/sering-tak-disadari-kenali-sumber-polusi-dalam-ruangan