KOMPAS.com - Arthritis autoimun atau radang sendi autoimun adalah bentuk penyakit autoimun yang menyerang dan menyebabkan peradangan sendi.
Penyakit autoimun sendiri adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan antara sel-sel yang termasuk dalam tubuh dan sel asing sehingga secara keliru menyerang sel-sel sendiri.
Pada arthritis autoimun, sistem kekebalan berarti menyerang sendi dan menyebabkan peradangan di sana.
Jenis arthritis autoimun
Banyak orang mungkin sudah mengetahui bahwa rheumatoid arthritis (RA) atau rematik merupakan penyakit arthritis yang disebabkan oleh kondisi autoimun.
Tapi, rematik bukanlah satu-satunya jenis arthritis autoimun yang bisa dialami atau menyerang seseorang.
Berikut ini beberapa jenis arthritis autoimun yang dapat dikenali:
1. Rheumatoid artritis
Rheumatoid arthritis termasuk jenis radang sendi autoimun yang paling umum terjadi.
Dibanding pria, wanita dilaporkan tiga kali lebih umum mengalami jenis radang sendi atau penyakit autoimun ini.
Merangkum Verywell Health, rematik biasanya memengaruhi sendi di tangan, pergelangan tangan, dan lutut.
Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis dapat menyebabkan nyeri kronis, kurangnya keseimbangan, dan deformitas sendi.
Rheumatoid arthritis juga dapat memengaruhi organ lain, termasuk paru-paru, jantung, dan mata, sehingga patut diwaspadai.
Gejala rheumatoid arthritis yang dapat terjadi, termasuk:
2. Psoriatic arthritis
Psoriatic arthritis dilaporkan mempengaruhi sekitar 30 persen orang yang menderita psoriasis.
Psoriasis adalah kondisi autoimun yang memengaruhi kulit.
Psoriatic arthritis memengaruhi sendi dan di mana ligamen dan tendon terhubung ke tulang.
Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi pada umumnya menyerang orang-orang berusia 30-50 tahun.
Bagi banyak orang, radang sendi psoriatik dimulai sekitar 10 tahun setelah psoriasis berkembang.
Pada psoriasis, sistem kekebalan yang terlalu aktif dapat menyebabkan peningkatan pesat dalam produksi sel kulit yang menyebabkan bercak bersisik pada kulit.
Untuk orang-orang dengan psoriatic arthritis dan psoriasis, masalah sendi dapat dimulai sebelum bercak kulit muncul.
Beberapa orang mungkin mengalami psoriatic arthritis setelah cedera. Genetika juga mungkin berperan dalam perkembangan penyakit radang sendi ini.
Psoriatic arthritis sendiri dapat berkembang perlahan atau cepat.
Gejala psoriatic arthritis dapat meliputi:
Ada sedikit hubungan antara psoriasis dan keparahan psoriatic arthritis.
Seseorang dapat memiliki sedikit lesi kulit tetapi banyak sendi yang terkena arthritis.
3. Reactive arthritis
Reactive arthritis atau dikenal juga sebagai sindrom Reiter adalah kondisi yang terjadi sebagai reaksi terhadap infeksi oleh bakteri spesifik yang ditemukan di saluran pencernaan atau saluran genitourinari.
Reactive arthritis biasanya memengaruhi pria berusia antara 20 dan 50 tahun.
Insiden penyakit ini termasuk jarang, yakni 0,6 hingga 27 per 100.000 orang.
Bakteri yang terlibat dalam reactive arthritis meliputi:
Bakteri ini sangat umum, tetapi tidak semua orang yang terinfeksi akan mengembangkan reactive arthritis.
Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah dan mereka yang memiliki gen HLA-B27 lebih rentan terkena reactive arthritis, dan mungkin memiliki serangan yang lebih mendadak dan parah serta gejala yang kronis dan berlangsung lama.
Gejala reactive arthritis di antaranya dapat berupa:
4. Ankylosing spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah kondisi yang dapat menyebabkan peradangan di antara tulang belakang, tulang yang membentuk tulang belakang, dan pada persendian antara tulang belakang dan panggul.
Pada beberapa orang, ankylosing spondylitis dapat pula mempengaruhi sendi lainnya.
Ankylosing spondylitis adalah jenis spondyloarthritis yang paling umum, keluarga penyakit yang berhubungan dengan arthritis.
Kasus ankylosing spondylitis yang parah dapat menyebabkan ankilosis, di mana bagian tulang belakang menyatu dalam posisi tetap dan tidak bergerak.
Hingga 30 gen yang terkait dengan kondisi ini telah diidentifikasi.
Gen utama yang terkait dengan ankylosing spondylitis adalah HLA-B27.
Jenis radang sendi autoimun ini dilaporan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Sekitar 80 persen penderita ankylosing spondylitis mengalami beberapa gejala sebelum usia 30 tahun dan 5 persen akan mulai mengalami gejala pada usia di atas 45 tahun.
Gejala ankylosing spondylitis di antaranya dapat meliputi:
Salah satu komplikasi ankylosing spondylitis yang bisa terjadi adalah sindrom cauda equina.
Sindrom cauda equina dihasilkan dari jaringan parut pada saraf di dasar tulang belakang.
Kondisi ini di antaranya dapat menyebabkan sejumlah keluhan tidak menyenangkan, seperti:
5. Axial spondyloarthritis
Axial spondyloarthritis adalah jenis lain dari spondyloarthritis.
Axial spondyloarthritis biasanya memengaruhi sendi sakroiliaka dan tulang belakang.
Sendi di lengan dan kaki juga dapat terpengaruh dalam beberapa kasus.
Orang dengan kondisi ini paling sering mengalami nyeri punggung bawah.
Pria di usia remaja, 20-an tahun, dan orang-orang dengan riwayat keluarga penyakit ini, paling sering terkena axial spondyloarthritis.
Gejala axial spondyloarthritis di antaranya dapat meliputi:
6. Juvenile arthritis
Anak-anak juga bisa menderita radang sendi.
Juvenile arthritis adalah istilah umum untuk penyakit radang sendi yang menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Sebagian besar dari kejadian juvenile arthritis diketahui adalah penyakit autoimun.
Ada tiga jenis utama juvenile arthritis yang dapat dibedakan berdasarkan jumlah sendi yang terlibat dan adanya antibodi tertentu dalam darah.
Ini termasuk:
Juvenile arthritis bisa mempengaruhi setiap anak secara berbeda dan dapat berlangsung untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Ada kalanya gejala membaik atau hilang, tetapi terkadang gejala dapat memburuk.
Seorang anak dengan juvenile arthritis juga mungkin bisa memiliki satu atau dua flare-up (serangan) dan tidak pernah memiliki gejala lagi.
Gejala juvenile arthritis di antaranya dapat termasuk:
7. Palindromic rheumatism
Melansir Medical News Today, palindromic rheumatism adalah jenis radang sendi yang ditandai dengan episode atau serangan dari peradangan sendi yang secara berurutan memengaruhi satu hingga beberapa area sendi selama berjam-jam hingga berhari-hari.
Serangan dapat terjadi tanpa pemicu atau tanda peringatan yang jelas.
Pada kasus palindromic rheumatism, sendi jari, pergelangan tangan, dan lutut adalah sendi yang paling sering terkena.
Palindromic rheumatism biasanya terjadi pada orang berusia antara 20 dan 50 tahun.
Beberapa orang dengan palindromic rheumatism pada akhirnya bisa mengembangkan penyakit radang sendi kronis, yang paling umum adalah rheumatoid arthritis.
Lainnya dapat mengembangkan lupus atau gangguan sistemik lainnya.
Orang dengan antibodi anti-PKC yang terdeteksi dalam tes darah tampaknya lebih mungkin mengembangkan rheumatoid arthritis.
Gejala palindromic rheumatism selama serangan di antaranya dapat meliputi:
Rentang waktu antar-serangan pada kasus palindromic rheumatism ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa bulan.
https://health.kompas.com/read/2021/11/05/210700268/7-jenis-arthritis-autoimun-bukan-hanya-rematik