Kegamangan pada orangtua tersebut beralasan. Pasalnya, sejumlah orangtua sudah merasa merawat dan berupaya menjaga kesehatan buah hatinya.
Perlu diketahui, tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang dapat menyerang setiap orang, termasuk anak-anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebutkan, satu dari 10 pengidap TBC adalah anak-anak. Jumlah kasus TBC di Indonesia saat ini terbanyak ketiga di dunia.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit ini, kenali penyebab TBC pada anak dan penularannya.
Apa penyebab TBC pada anak?
Menurut Kementerian Kesehatan, penyebab TBC pada anak berasal dari infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar kuman penyebab TBC menyerang paru-paru. Tapi, penyakit ini juga bisa menginfeksi tulang, selaput otak, kelenjar getah bening, mata, ginjal, jantung, hati, usus, dan kulit.
Kebanyakan anak terkena TBC lantaran tertular dari orang sekitarnya, terlebih di tengah-tengah kondisi tingginya kasus TBC di Indonesia.
Faktor risiko penularan TBC pada anak tergantung tingkat penularan, lamanya paparan biang penyakit, dan daya tahan tubuh anak.
Bagaimana TBC menular pada anak?
Penyakit TBC bisa menular kepada anak ketika penderita TB aktif batuk, bicara, bersin, bernyanyi, serta berbicara tanpa masker atau pelindung.
Percikan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung bakteri penyebab TBC ini dapat terhirup dan masuk ke paru-paru anak.
Setelah kuman TBC masuk, anak bisa mengalami infeksi dan merasakan beberapa gejala TBC selang dua sampai 12 minggu kemudian.
Apa saja ciri-ciri TBC pada anak?
Ada beberapa ciri-ciri TBC pada anak yang perlu diwaspadai, antara lain:
Apabila orangtua mendapati beberapa gejala TBC pada anak di atas, ada baiknya segera memeriksakan buah hatinya ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa uji tuberkulin atau tes Mantoux untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri penyebab TBC pada anak.
Jangan khawatir, penyakit TBC pada anak bisa sembuh. Asalkan, anak konsisten menjalani pengobatan selama enam sampai 12 bulan.
https://health.kompas.com/read/2022/03/23/200100968/penyebab-tbc-pada-anak-orangtua-perlu-waspada