KOMPAS.com - Kanker testis adalah kanker paling umum di antara pria berusia 15 hingga 35 tahun, yang penyebab bisa terkait dengan infertilitas.
Mengutip Cleveland Clinic, testis adalah dua kelenjar seks yang berbentuk kenari yang bertugas menghasilkan sperma dan hormon testosteron.
Ketika sel ganas berkembang di jaringan satu atau kedua kelenjar tersebut akan terbentuklah kanker testis.
Akibatnya, penderitanya akan mengalami gejala meliputi pembesaran atau penyusutan testis, rasa sakit di selangkangan, hingga sakit punggung.
Jika kanker testis tidak ditangani segera, penyakit ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian paru-paru, hati, tulang, hingga ke otak.
Kanker testis merupakan kondisi medis serius seperti jenis kanker lainnya, meski penyakit ini cenderung jarang terjadi, mungkin memengaruhi sekitar 1 dari 250 pria.
Penyebab
Mengutip Mayo Clinic, penyebab kanker testis dalam banyak kasus tidak jelas apa.
Sejauh ini, para ahli baru mengetahui bahwa kanker testis terjadi ketika sel-sel sehat di sana berubah abnormal.
Sel-sel sehat tumbuh dan membelah diri secara teratur untuk menjaga tubuh Anda berfungsi normal.
Namun, terkadang beberapa sel testis mengalami kelainan, menyebabkan pertumbuhan ini menjadi tidak terkendali. Sel itu disebut sel kanker pada testis.
Sel kanker testis ini terus membelah bahkan ketika sel baru tidak diperlukan. Sel-sel yang terakumulasi membentuk massa di testis.
Hampir semua kanker testis dimulai di sel germinal, yaitu sel di testis yang menghasilkan sperma yang belum matang.
Apa yang menyebabkan sel germinal menjadi abnormal dan berkembang menjadi kanker masih belum diketahui oleh para ahli.
Mengutip Cancer Research UK, apa pun dapat meningkatkan atau menurunkan faktor risiko kanker testis.
Namun, memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti Anda pasti akan terkena kanker testis.
Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kanker testis meliputi:
1. Kelainan pada penis dan uretra (hipospadia)
Mengutip Cancer Research UK, kondisi pria yang lahir dengan kelainan penis dan uretra, yang disebut hipospadia, dapat menjadi penyebab kanker testis berkembang.
Hipospadia adalah suatu kelainan dari lahir yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal.
Pada hipospadia, lubang uretra terletak di bagian bawah penis, bukan di ujungnya.
Uretra adalah tabung di mana urin mengalir dari kandung kemih Anda dan keluar dari tubuh Anda.
2. Testis tidak turun (cryptorchidism)
Mengutip Mayo Clinic, memiliki testit tidak turun (cryptorchidism), testis terbentuk di daerah perut selama perkembangan janin dan biasanya turun ke skrotum sebelum ia dilahirkan.
Pada kebanyakan pria dengan testis tidak turun, biasanya kondisinya membaik pada usia pubertas, dengan cara alamiah atau operasi.
Pria yang memiliki testis yang tidak pernah turun memiliki risiko lebih besar terkena kanker testis dibandingkan pria yang testisnya turun secara normal.
Risiko tetap tinggi bahkan jika testis telah dipindahkan secara operasi ke skrotum.
Namun, orang yang tidak memiliki riwayat testis tidak turun juga bisa terkena kanker testis.
3. Neoplasia sel germinal in situ (GCNIS)
Mengutip Cancer Research UK, neoplasia sel germinal in situ (GCNIS) adalah kondisi di mana ada sel-sel abnormal di testis, tetapi belum menjadi kanker.
Dulunya kondisi ini disebut karsinoma in situ atau CIS.
Jika tidak diobati, GCNIS berkembang menjadi kanker dalam waktu 5 tahun pada sekitar 50 dari 100 (sekitar 50 persen) pria yang mengidapnya.
Dokter bisa menemukan dan mendiagnosis GCNIS saat Anda menjalani biopsi testis untuk memeriksa infertilitas.
Mengutip Cleveland Clinic, beberapa faktor yang menyebabkan infertilitas mungkin juga dapat menjadi penyebab kanker testis.
Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami hubungan infertilitas dengan kanker testis.
4. Kanker testis sebelumnya
Mengutip Cancer Research UK, jika Anda sudah pernah menjadi penderita kanker testis, Anda memiliki peningkatan risiko terkena kanker di testis lainnya.
Dengan kata lain, memiliki kanker testis di satu testis meningkatkan kemungkinan Anda terkena kanker kedua di testis lainnya.
Jadi penting untuk berkonsultasi dengn dokter setelah melakukan perawatan atau pengobatan penyakit kanker testis.
5. HIV dan AIDS
Mengutip Cancer Research UK, orang dengan HIV atau AIDS memiliki peningkatan risiko kanker testis.
Namun, kebanyakan kasus kanker testis tidak terkait dengan HIV positif.
Sebab, penderita HIV/AIDS biasanya memiliki obat antivirus untuk mengobati penyakitnya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa obat ini membatalkan peningkatan risiko yang terkait dengan infeksi kanker testis.
6. Ras
Mengutip Cancer Research UK, kanker testis lebih mungkin didiagnosis pada beberapa kelompok ras dan sosial.
Di Inggris, pria kulit putih memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker testis dibandingkan pria dari kelompok etnis lain.
7. Usia
Mengutip Mayo Clinic, kanker testis memengaruhi pria dewasa dan yang lebih muda, terutama mereka yang berusia antara 15 hingga 35 tahun. Namun, kanker testis dapat terjadi pada usia berapa pun.
8. Riwayat keluarga
Mengutip Cancer Research UK, seseorang akan memiliki peningkatan risiko kanker testis jika dia saudara pria atau anak dari penderita kanker testis.
Beberapa peningkatan risiko diduga disebabkan oleh perubahan gen tertentu.
Mengutip Cleveland Clinic, kondisi genetik tertentu yang diturunkan juga dapat meningkatkan risiko kanker testis, seperti Sindrom Klinefelter.
https://health.kompas.com/read/2022/07/22/090000768/8-penyebab-kanker-testis-dari-kelainan-lahir-hingga-keturunan