Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Kompas.com - 11/02/2008, 17:23 WIB

Secara fisik beberapa penyakit yang diderita dapat mempengaruhi tidur anak, seperti adanya penyakit kulit, infeksi telinga, infeksi di saluran pernafasan, dll. Demikian pula dengan masalah psikis anak. Hal ini berkaitan dengan tahapan perkembangan anak, pola pengasuhan, dan aktivitas anak tersebut.

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi atau batita yakni faktor lingkungan dan kultural. Faktor lingkungan mencakup keberadaan aktivitas di sekitar bayi atau batita yang berpotensi mengganggu kualitas tidur. Makanan dan minuman juga berpengaruh, dimana bayi lebih gampang tidur dalam keadaan kenyang. Jenis makanan atau minuman tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat asma juga mempengaruhi tidur bayi dan batita.

Faktor kultural atau kebudayaan di tempat tertentu adalah hal berkaitan dengan kebiasaan tidur yang menentukan kualitas tidur bayi dan batita. Contohnya kebiasaan tidur bersama dengan berbagi tempat tidur dengan orangtua (co-sleeping) yang banyak diterapkan di Asia, termasuk di Indonesia, dapat mengurangi kualitas tidur bayi dan batita.

Masalah tidur pada bayi dan batita
Pola tidur pada masing-masing bayi memang bervariasi. Tetapi dalam sebulan setelah bayi lahir seharusnya ritme tidur dan bangun yang rutin sudah dapat terbentuk. Sehingga apabila sampai usia 6 bulan bayi masih belum mempunyai pola tidur yang relatif teratur, maka ini dapat diwaspadai karena bisa berarti adanya gangguan tidur pada bayi.
Seorang bayi atau batita dikatakan mengalami masalah tidur bila pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam (masalah kuantitas tidur), terbangun lebih dari 3 kali, dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam, selama tidur rewel, menangis, dan sulit jatuh tidur kembali.

Gangguan tidur pada bayi dan batita sering kali dianggap sebagai hal yang biasa. Hasil penelitian yang dilakukan pada para orang tua di 5 kota besar Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, dan Batam) pada tahun 2004/5 terungkap bahwa 72,2% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi dan batita bukan masalah atau hanya merupakan masalah kecil.

Padahal, kekurangan tidur bisa menjadi masalah serius yang berdampak buruk bagi bayi dan batita. Dan perlu dipahami bahwa tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok anak yang menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal.

Dampak fisik
Kekurangan tidur pada bayi atau batita akan mengganggu sekresi hormon salah satunya hormon pertumbuhan, dan regenerasi sel-sel tubuhnya, sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya. Akibatnya bayi atau batita menjadi mudah sakit. Kurang tidur juga menyebabkan anak kurang waspada dan mudah mengalami kecelakaan.

Dampak emosi
Secara emosional, bayi dan batita kurang tidur biasanya rewel, sensitif dan cengeng. Pengendalian dirinya buruk dan menjadi gampang marah.

Dampak kognitif dan gerak
Bayi yang terganggu tidurnya akan sulit berkonsentrasi. Keterampilannya kurang baik, sehingga motorik kasarnya menjadi lamban atau justru berlebihan, sedangkan gerak halusnya kurang cermat.

Dampak pada pengasuh dan keluarga
Saat bayi tidur berarti waktu beristirahat bagi orang tua dan pengasuh. Sedikitnya waktu tidur bayi berarti sedikit juga istirahat pengasuhnya. Keadaan ini bisa menjurus pada timbulnya stres dan sering kali diasosiasikan sebagai penyebab depresi setelah melahirkan pada ibu bayi baru lahir.

Tips atasi gangguan tidur pada bayi:
· Kenali atau identifikasi dan atasi gangguan fisik dan psikis pada bayi dan batita
· Pastikan kenyamanan ruang tidur atau lingkungan tidur bayi / batita, dengan ventilasi yang baik, pencahayaan dan suhu udara yang sesuai, dan suasana tenang
· Pastikan bayi diantar tidur pada keadaan perut kenyang dan tubuh bersih
· Perkenalkan kebiasaan tidur yang baik sejak dini, dengan menerapkan rutinitas tidur secara konsisten dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, seperti memeluk bayi atau batita, melakukan sentuhan atau pemijatan pada bayi anda, menyanyikan lagu untuk bayi / batita.
· Bagi ibu pekerja, pastikan pengasuh bayi yang menggantikan peran ibu selama di kantor mengerti cara-cara membantu bayi atau batita tidur lebih baik seperti di atas.

Dr. Rini Sekartini SpAK, 
Ikatan Dokter Anak Indonesia cabang DKI Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com