Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Flu Singapura

Kompas.com - 16/04/2009, 05:30 WIB

Prof Herdiman T Pohan, Kepala Divisi Infeksi dan Tropik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, mengimbau masyarakat agar tidak panik terkait munculnya kasus flu singapura baru-baru ini di Depok.

Sebagaimana beberapa jenis influenza yang banyak dijumpai di Indonesia, flu singapura yang ditularkan melalui udara itu hanya menimbulkan kesakitan pada penderitanya. ”Kecuali flu burung, penyakit influenza lain tidak berakibat fatal bagi penderita,” kata Herdiman.

Penderita flu singapura biasanya mengalami beberapa gejala, yaitu demam, batuk, pilek, pegal-pegal, capek, dan timbul bercak merah di telapak tangan, lengan, kadang juga ditemukan di bagian kaki. ”Bila menyerang orang dewasa, biasanya tidak menimbulkan masalah serius. Orang dewasa justru menjadi pembawa virus,” ujarnya.

Namun, perlu diwaspadai serangan flu singapura terhadap mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Mereka adalah bayi di bawah usia satu tahun, anak-anak penderita asma, kelainan jantung bawaan, sedang menjalani pengobatan kanker, penderita kencing manis, dan orang lanjut usia.

”Virus flu hanya sebagai pemicu, yang berbahaya justru infeksi sekunder. Bila virus influenza itu masuk ke tenggorokan, kuman yang berkumpul di tenggorokan akan jadi galak, bakteri yang semula tidak patogen bisa menjadi patogen,” kata Herdiman. Apabila tidak diantisipasi, hal itu bisa berakibat fatal, bahkan kematian, bagi penderita.

Untuk mencegah terinfeksi flu singapura, masyarakat, terutama mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, dianjurkan menghindari kontak dengan penderita. Sementara vaksinasi influenza dinilai kurang efektif mengingat virus influenza mudah bermutasi sehingga vaksin baru efektif apabila menggunakan bahan virus saat terjadi epidemi.

Pengobatan yang diberikan kepada penderita flu singapura sebatas mengatasi gejala-gejala yang muncul, di antaranya mengatasi demam, batuk, dan pilek, mencegah agar tidak sampai terjadi kejang, serta meningkatkan daya tahan tubuh penderita. ”Yang terpenting mencegah jangan sampai terjadi infeksi sekunder,” katanya. (pin/evy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com