Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cepat dan Tepat Tangani Stroke di Kantor

Kompas.com - 13/08/2009, 17:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa yang bisa Anda lakukan untuk segera memberikan pertolongan akurat saat seorang teman sekerja terserang stroke di kantor?

Pertanyaan itu mengemuka dan menjadi bahasan yang menarik dalam diskusi terbatas bersama ahli bedah saraf dr Eka Julianta Wahjoepramono, Sp, BS, di kantor redaksi Harian Kompas, Jakarta, Kamis (13/8).

"Angka kejadian stroke terus meningkat, bahkan sebagian pasien meninggal tidak lama setelah terserang stroke, hal ini disebabkan mayoritas pasien terlambat mendapatkan penanganan yang cepat dan dibawa ke rumah sakit," ujar Kepala Neuro Science Center RS Siloam Gleneagles, Karawaci, Tangerang, ini.

Eka menyebutkan, ada tiga tahapan tindakan yang perlu dilakukan ketika melihat rekan sekantor yang tiba-tiba terserang stroke. Pertama, kata Eka, langkah yang dilakukan adalah melakukan stabilisasi umum, yaitu dengan tetap tenang dan tidak panik sambil memastikan penderita tetap berada pada tempat semula terkena serangan.

"Lihat jalan napasnya tersumbat atau tidak, cara menandainya adalah si penderita stroke itu ngorok atau sebaiknya, kalau ngorok berarti oksigennya ke otak itu berkurang. Ini bahaya, karena berkurang hanya nol sekian detik saja, si penderita bisa lewat," ujar Eka.

Langkah selanjutnya, tambah Eka, adalah membawa si pasien ke rumah sakit terdekat. Eka mengatakan, sangat dianjurkan jika rekan sekerja yang menolongnya mengenal rumah sakit terdekat yang memiliki transportasi cepat dan memiliki fasilitas penanganan stroke akut.

"Terlambat ke rumah sakit akan berisiko penatalaksanaan pada si penderita tertunda, sehingga sangat memungkinkan kecacatan akibat stroke meluas dan bahkan semakin parah," ujarnya.

Untuk itulah, lanjut Eka, kecepatan identifikasi dan penanganan stroke sangat memengaruhi derajat keparahan yang ditimbulkan bagi penderita. Sayangnya, kata dia, tidak semua rumah sakit punya fasilitas khusus menangani stroke akut.

"Susahnya, kebanyakan rumah sakit di Indonesia itu sangat gengsi jika harus mengirim pasiennya ke rumah sakit lain lantaran rumah sakitnya tidak memiliki kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan," tambah Eka. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com