Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendalikan Hipertensi dan Diabetes

Kompas.com - 04/10/2009, 02:48 WIB

Sebelum puasa, saya menjalani pemeriksaan kesehatan. Saya berkonsultasi dengan dokter dan meminta pemeriksaan laboratorium. Saya bertubuh gemuk, mempunyai ayah penderita diabetes, dan berumur 39 tahun. Saya anak laki -laki ketiga, kakak pertama saya juga menderita diabetes sehingga saya khawatir juga terkena diabetes. Hasil pemeriksaan laboratorium ternyata memang saya sudah terkena diabetes melitus. Padahal, sebelumnya dokter juga menginformasikan bahwa tekanan darah saya 135/90, jadi agak tinggi.

Sekarang saya menghadapi beberapa persoalan kesehatan, yaitu tubuh gemuk, hipertensi, ditambah lagi diabetes melitus. Padahal, pekerjaan saya membutuhkan kerja keras dan saya harus banyak berada di luar kota. Terus terang, saya agak pesimistis akan mencapai keadaan kesehatan yang baik. Meski saya tahu kakak saya dengan diabetes yang cukup berat sekarang ternyata dapat menikmati hidup dengan baik. Saya ingin memperoleh informasi, apa yang harus saya lakukan untuk mengendalikan hipertensi dan diabetes saya.

Pemeriksaan apa saja yang diperlukan, berapa kali saya harus kontrol ke dokter tiap bulan, dan obat apa yang harus saya minum. Apakah saya juga perlu berkonsultasi dengan dokter mata dan jantung untuk menemukan komplikasi diabetes pada organ tersebut? Selama ini saya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Mengingat pengendalian makan suatu upaya penting untuk mengendalikan diabetes, perlukah saya mengganti pekerjaan agar makan saya lebih terkendali? Terus terang, saya menyukai pekerjaan saya sekarang sebagai tenaga pemasaran. Menantang dan memberi peluang bagi saya bepergian ke berbagai daerah di Tanah Air. Mohon informasi Dokter. Terima kasih.

L di J

Hipertensi dapat ditemukan pada diabetes melitus. Indikasi pengobatan hipertensi pada diabetes melitus, menurut konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia (2006), adalah bila tekanan darah sistolik > 130 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 80 mmHg. Sedangkan sasaran penurunan tekanan darah adalah tekanan darah < 130/80 mmHg. Sasaran ini harus lebih rendah (tekanan darah 125/85 mmHg jika penderita mengalami pengeluaran protein melalui urine > 1g/24 jam). Pengendalian tekanan darah dimulai dengan upaya nonfarmakologis (belum menggunakan obat darah tinggi) berupa perubahan gaya hidup: menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengurangi konsumsi garam. Terapi nonfarmakologis ini dapat dilakukan sampai dua bulan dan jika tidak berhasil, baru ditambahkan terapi farmakologis berupa obat penurun tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg, langsung dapat diberikan obat penurun tekanan darah di samping mengamalkan gaya hidup sehat.

Saya percaya dengan kerja sama yang baik dengan dokter Anda, baik kegemukan, hipertensi, maupun diabetes Anda akan dapat terkendali. Anda tentu sudah membahas dengan dokter Anda langkah-langkah yang perlu dilalui. Pada dasarnya, tujuan jangka pendek penatalaksanaan diabetes melitus adalah hilangnya keluhan dan tanda akibat diabetes melitus, mempertanyakan rasa nyaman, dan tercapainya sasaran pengendalian gula darah.

Sedangkan tujuan penatalaksanaan jangka panjang adalah tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulut diabetes melitus. Sedangkan tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya angka kesakitan dan kematian diabetes melitus. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perlu dilakukan pengendalian gula darah, tekanan darah, berat badan, profil lemak melalui pengelolaan pasien secara terpadu dengan mengajarkan perawatan mandiri, serta pengamalan hidup sehat.

Pada tahap-tahap awal memang cukup banyak konsultasi dan pemeriksaan penunjang yang harus dijalani untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan diabetes melitus serta kemungkinan komplikasi yang telah timbul. Langkah-langkah tersebut meliputi evaluasi medis lengkap melalui riwayat penyakit serta pemeriksaan jasmani. Kemudian diikuti dengan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam sehabis makan, pemeriksaan A1C, pemeriksaan profil lemak (kolesterol, trigliserida), kreatinin serum, albuminuria, keton sedimen, dan protein urine, pemeriksaan rekam jantung (EKG), foto rontgen dada, konsultasi mata, jantung, gizi, edukator diabetes sesuai keperluan. Jadi, dokter Anda akan membahas keperluan konsultasi tersebut dengan Anda. Sedangkan evaluasi medis perlu dilakukan secara berkala setiap bulan atau sesuai keperluan. Pada pemeriksaan berkala tersebut, selain pemeriksaan klinis, mungkin juga akan dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam sesudah makan sesuai kebutuhan. Pemeriksaan A1C biasanya dilakukan setiap 3 bulan.

Setiap tahun biasanya dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan jasmani lengkap albumin mikro, kreatinin, albumin globulin, ALT, profil lemak, rekam jantung, foto rontgen dada, dan pemeriksaan funduskopi (mata). Dari pengalaman para diabetesi, sebenarnya pemeriksaan tersebut tidaklah mengganggu kegiatan sehari-hari. Jika menyukai pekerjaan Anda sekarang, Anda dapat meneruskannya, hanya jangan mengabaikan pengendalian hipertensi dan diabetes melitus Anda. Saya berharap Anda dapat berhasil mencapai taraf kesehatan yang tinggi juga berhasil dalam pekerjaan.

Konsultasi dijawab Dr Samsuridjal Djauzi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com