Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang untuk Menyusui

Kompas.com - 06/06/2010, 18:56 WIB

Menurut Sisca, ketika anak baru lahir, ASI memang encer karena itu biasa disebut ASI awal. Dalam ASI encer itu ada zat bernama kolostrum yang bermanfaat membangun ketahanan tubuh bayi.

”ASI encer itu sifatnya seperti minuman bagi bayi. Bukan berarti kalau ASI encer berarti si ibu kekurangan gizi. Jadi jangan berhenti menyusui karena ASI terlihat encer,” kata Sisca yang kemudian bergabung dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).

Tekanan

Dalam kondisi psikologis yang lemah, ibu yang baru melahirkan sangat rentan bila mendapat tekanan. ”Tanpa dukungan dari orang dekat, terutama suami atau orangtua, ibu yang tadinya punya tekad menyusui bisa saja menyerah dan tidak lagi mengutamakan ASI untuk bayinya,” kata Mia Sutanto (36), salah satu pendiri AIMI. AIMI adalah wadah bagi para ibu untuk berbagi informasi dan pengalaman menyusui serta menjadi kelompok pendukung para ibu yang kesulitan menyusui.

Kartika yang butuh penguatan dari ibu dan suaminya, justru mendapatkan respons yang berbeda ketika masih tetap ingin menyusui Bintang di saat anak itu terkena kuning. Karena kondisinya kuning, pertanda hati bayi belum bisa bekerja dengan sempurna, perawat mengambil alih Bintang dari tangan Kartika. Menurut perawat tadi Bintang harus lebih banyak minum agar kondisi kuningnya segera membaik. Sedangkan ASI Kartika dianggap tidak cukup untuk Bintang.

”Saya tadinya tetap kukuh dengan ASI. Namun suami dan ibu saya justru meminta saya menuruti saran perawat yang dianggap lebih berpengalaman menangani bayi,” kenang Kartika. Akhirnya ia pun menyerah. Selama satu minggu Bintang dirawat di rumah sakit, Kartika hanya sesekali saja memberikan ASI-nya kepada Bintang.

Jarak antara rumah Kartika dengan rumah sakit sekitar 15 kilometer. Untuk memberikan ASI, Kartika harus bolak-balik dari rumah ke rumah sakit. Ia tidak bisa menginap di rumah sakit karena tidak ada fasilitas ruang tunggu yang bisa digunakan untuk tidur. Karena kelelahan, Kartika malah jatuh sakit.

Kartika sampai sekarang masih didera perasaan bersalah karena tidak bisa memberikan banyak ASI kepada anaknya. Setelah Bintang menginjak usia enam tahun, anak pertama Kartika ini sering terserang virus, alergi, dan mengalami obesitas. Di luar sana, banyak ibu seperti Kartika masih terus berjuang untuk bisa menyusui anaknya.

Lusiana Indriasari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com