Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Si Virus Pengintai Maut

Kompas.com - 21/09/2010, 07:00 WIB

Alan menjelaskan, kebocoran plasma (plasma leakage) membedakan antara demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue. Pada DBD terjadi kebocoran plasma karena keluarnya cairan plasma darah dari pembuluh darah seseorang ke jaringan di luar pembuluh darah. Kebocoran itu menyisakan zat padat dalam darah atau sel darah yang ditandai oleh kadar hematokrit (kekentalan darah) meningkat. Kebocoran plasma yang biasanya pada hari ke-3 hingga ke-4 itu dapat dikenali dengan nilai hematokrit (Ht).

Sebagian cairan plasma masuk ke ruang di luar pembuluh darah, seperti ruang antara selaput paru (pleura) atau ke antara selaput pembungkus jantung (perikardium), atau ke ruang antara usus manusia (peritonium). Lantaran keluarnya cairan itu, rongga pembuluh darah menjadi relatif kosong dan tekanannya jadi berkurang. Hal ini memberi gejala turunnya tekanan dalam pembuluh darah dan berakibat fatal shock atau renjatan. ”Inilah komplikasi DBD yang ditakuti orang dan merupakan perbedaan demam berdarah dengue dengan demam dengue,” ujarnya.

Peningkatan hematokrit sekaligus tanda penderita memerlukan tindakan darurat berupa infus yang cepat dan tepat cairan kristaloid atau koloid, tergantung keburukan serta evaluasi situasi yang terjadi. Tidak jarang kemudian penderita memerlukan perawatan di ruang rawat intensif (ICU).

Pada penderita demam berdarah dengue dapat pula terjadi pendarahan karena adanya gangguan fungsi trombosit sehingga terjadi gangguan pembekuan darah. Jumlah trombosit yang menurun (di bawah 100.000 per mm) juga berpengaruh terhadap terjadi perdarahan. Selain itu, timbul gangguan pemakaian fungsi trombosit sehingga mudah terjadi perdarahan. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan atau shock.

Menurut Alan, hal lain yang juga penting ialah keterangan infeksi virus dengue tersebut terjadi pertama kali atau tidak. Infeksi pertama kali, berarti virus dengue belum pernah masuk ke tubuh anak sebelumnya dan merupakan infeksi primer. ”Inilah yang terjadi pada demam dengue. Pada infeksi berikutnya, penderita dapat terinfeksi oleh virus dengue kembali, tetapi dari jenis atau serotipe yang berbeda. Biasanya gejalanya lebih berat. Ini yang disebut infeksi sekunder dan biasanya disebut DBD,” ujarnya.

Pada dasarnya, infeksi virus dengue merupakan self limiting infection disease yang akan berakhir 2-7 hari. Lantaran tidak ada obatnya, penanganan pasien dengan memberikan cairan cukup guna mengurangi rasa haus dan dehidrasi.

Pada anak, jika volume darah si anak tidak sampai berkurang pada saat terjadi kebocoran plasma, kebocoran itu dapat dihadapi tubuhnya. Biasanya itu dikarenakan anak mempunyai kesempatan dan kesanggupan minum cukup. Sedangkan anak yang tidak bisa minum, atau sering muntah, mempunyai tendensi mudah menjadi shock. Monitor dan perhatian khusus terhadap derajat kehausan dan kemampuan minum si anak sangat penting.

Selain itu, dapat pula diberikan obat penurun panas dengan berhati-hati. Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (1997), pemakaian obat antidemam golongan parasetamol lebih tepat untuk menurunkan demam berdarah dengue.

Asam asetilsalisilat ataupun obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, mempunyai indikasi kontra pada demam dengue ataupun DBD yang dapat menimbulkan risiko perdarahan. Namun, tetap saja kecepatan deteksi dan penanganan ikut menentukan keselamatan penderita dari lubang maut.

Kompas/Indira Permanasari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com