Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Anak Kurang Gizi yang Meninggal

Kompas.com - 24/10/2010, 06:14 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur dr Stefanus Bria Seran, MPH, mengatakan, bayi di bawah lima tahun yang meninggal akibat gizi buruk menurun dari 11 kasus pada Juli 2009 menjadi 9 kasus pada Juli 2010.

"Meskipun penurunannya tidak signifikan, secara umum dari aspek jumlah dan keselamatan nyawa ribuan bayi di bawah lima tahun (balita) ada perbaikan yang cukup menggembirakan," katanya di Kupang, Sabtu (23/10/2010).

Perbaikan cukup membanggakan juga terlihat pada jumlah anak balita penderita gizi buruk di NTT. Hingga Juli 2009, jumlahnya sekitar 509.900 anak di NTT. Namun, jumlahnya turun menjadi 506.352 anak pada Juli 2010.

Menurut dia, dari total sekitar 509.900 anak balita di NTT tersebut pada 2009, status gizi baik sebanyak 461.189 jiwa atau 91,34 persen. Gizi kurang 43.713 jiwa atau 8,66 persen.

Status gizi kurang ini dikategorikan lagi atas gizi kurang 38.393 jiwa, gizi buruk tanpa gejala klinis 5.254 jiwa, dan gizi buruk dengan gejala klinis 66 jiwa.

Adapun pada Juli 2010, sebanyak 53.261 anak balita dari 506.352 anak balita di NTT sejak Januari hingga Juli 2010 didiagnosis menderita gizi kurang. Sementara itu, kasus gizi buruk mencapai sekitar 85 anak balita dengan kelainan klinis dan sekitar 6.157 anak balita kasus tanpa kelainan klinis.

"Kalau untuk kelainan klinis masih dikategorikan atas Marasmu sebanyak 68 orang, Kwashiorkor sebanyak 15 orang, dan Marasmus-Kwashiorkor sebanyak dua orang," katanya.   

Ia mengatakan, permasalahan gizi pada anak balita di NTT merupakan persoalan rutin setiap tahun, terutama ketika musim kemarau tiba yang diikuti musim rawan pangan dan awal musim hujan. Stefanus mengungkapkan hal itu seusai menjadi pembicara pada seminar nasional tentang upaya penanggulangan masalah gizi di NTT yang diselenggarakan oleh Politeknis Kesehatan Depkes Kupang.

Indikator dari status gizi anak balita dapat diukur dari berat badan (BB)/tinggi badan (TB) dengan kriteria kurus dan sangat kurus dan indikator berat badan/umur (BB/U) dengan kategori kurang dan buruk.

Ia mengatakan, indikator BB/U dengan kriteria kurang untuk NTT 24,2 persen dan nasional 13 persen dan kriteria buruk NTT 9,4 persen dan nasional 5,4 persen.

Dia juga menyampaikan, masalah gizi anak balita ini umumnya disebabkan oleh tingkat pendapatan ekonomi yang tidak mencukupi atau faktor kemiskinan yang berpengaruh terhadap asupan gizi anak balita semenjak dalam kandungan hingga dilahirkan dan berstatus sebagai anak balita.

"Pola hidup yang kurang bersih, seperti lingkungan kotor, mengonsumsi air minum yang tidak dimasak terlebih dahulu, dan faktor pendidikan juga ikut memberi andil terhadap masalah gizi di NTT," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com