Callistasia Anggun Wijaya, siswi SMAK Ora Et Labora Tangerang, dulu pernah punya rambut yang tebal banget. Tetapi karena di
Ternyata banyak MuDAers yang bermasalah dengan rambutnya setelah melakukan
Dr dr Iris Rengganis SpPD K-AI, staf Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta, menyatakan, sebenarnya ada zat alergen di dalam makanan, obat ataupun cat rambut.
Zat alergen ini adalah suatu zat yang bisa menimbulkan reaksi alergi. Di sini reaksi orang akan berbeda satu sama lain, tergantung ketahanan fisiknya menahan zat alergen itu.
Sebenarnya, sebelum memulai suatu perawatan rambut, entah
Gatal-gatal di kulit kepala, kulit menjadi kemerahan, bahkan di Inggris ada remaja yang wajahnya menjadi bengkak, adalah bentuk reaksi alergi dari zat perawatan rambut.
”Kalau ke dokter, tentu akan dilakukan tes kulit. Ada dua tes yang bisa dilakukan, yaitu tes tempel plester yang sudah diberi 20 macam alergen, dan uji tusuk kulit atau
Menurut Iris, tes tempel plester itu bisa dilihat reaksinya setelah 48 jam. Ketika melakukan tes tempel plester itu, kita tidak boleh mandi guyur, juga tidak boleh minum obat yang mengandung antialergi selama satu minggu.
Kalau tes tusuk kulit, dalam 15 menit bisa langsung dibaca hasilnya. ”Satu alergen, satu jarum. Jarum ditusukkan di lengan bawah. Ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah yang bersangkutan alergi hirup bulu-bulu binatang, debu rumah, alergi makanan seperti susu, telur, udang atau kepiting,” jelas Iris Rengganis.