Jakarta, Kompas -
”Sebanyak 18-32 persen tenaga kesehatan tertular influenza dari pasien rumah sakit yang ditanganinya,” kata Direktur Medik dan Kebijakan Publik Sanofi Pasteur Wilayah Asia Pasifik Mark Simmerman dalam diskusi ”Pahami dan Cegah Influenza: Dari Musiman hingga Pandemik”, Sabtu (21/5) di Jakarta.
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Samsuridjal Djauzi menambahkan, 75 persen petugas kesehatan yang menderita influenza tetap bekerja hingga menularkan kepada pasien lain. Akibatnya, masa rawat pasien di rumah sakit menjadi lebih lama dan membuat biaya kesehatan makin besar.
Selain itu, penularan influenza pada pasien dengan penyakit kronik, seperti asma, jantung, diabetes, dan gagal ginjal, membuat risiko kematian mereka makin tinggi.
Influenza yang dimaksud bukan batuk pilek disertai demam yang banyak diderita masyarakat dan mudah disembuhkan dengan obat bebas atau istirahat cukup kurang dari tiga hari. Batuk pilek dengan demam itu dalam dunia kedokteran disebut sebagai penyakit mirip influenza (
Adapun influenza yang dimaksud adalah penyakit yang ditularkan oleh virus, dengan tingkat keparahan beragam mulai ringan hingga berat, bahkan bisa memicu kematian, seperti flu burung (H5N1) atau flu babi (H1N1). Gejala awal influenza ini sama dengan ILI, tetapi influenza menyerang lebih lama. Bila gejala batuk pilek terjadi lebih dari tiga hari, penderita perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyakitnya.
Menurut Samsuridjal, imunisasi influenza bagi tenaga kesehatan sebenarnya merupakan kebutuhan. Namun mahalnya biaya, sekitar Rp 100.000 sekali suntik vaksin, membuat banyak tenaga kesehatan, terutama perawat ataupun pengelola rumah sakit, tidak melakukan. Untuk orang dewasa, vaksin influenza diberikan satu kali setiap tahun.
”Di negara maju, 90 persen tenaga kesehatan rumah sakit mendapat vaksin influenza. Bahkan sebelum masuk kerja, mereka sudah divaksin lebih dahulu,” katanya.
Ketua Indonesia Influenza Foundation Cissy B Kartasasmita mengatakan, selain tenaga kesehatan dan penderita penyakit kronik, risiko tinggi influenza juga terjadi pada kelompok orang lanjut usia, yaitu di atas 65 tahun, juga anak di bawah 6 bulan.